Barang siapa yang hari ini lebih baik dari kemarin, maka dia termasuk beruntung
Al Hadits.
Webinar Individual Development Plan yang diselenggarakan di Hexagon City
Kemarin Saya baru saja keluar dari WA Grup webinar Nasional karena acara webinarnya memang sudah selesai. Sertifikat pun sudah dikantongi. Acara yang dapat empat jempol dari Saya. 👍👍👍👍
Ketika membaca informasi webinar Nasional mengenai strategi Pengembangan Diri atau individual Development Plan sebulan lalu di Kelas Bunda Produktif Ibu Profesional ini, Saya langsung kepincut dan langsung mendaftar. Alasannya sederhana, Saya merasa harus terus memperbaiki diri, agar seperti Hadits di atas hari ini lebih baik dari kemarin dan esok lebih baik dari sekarang.
Meskipun kemudian pelaksanaannya sempat diundur beberapa hari, materi yang didaparkan benar-benar bermanfaat melebihi estimasi dan biaya yang sudah dikeluarkan. Apalagi ternyata pembicara sesi pertamanya adalah anak-anak muda kreatif yang sudah tahu jalur hidupnya bahkan sejak masih belia.
Meskipun sempat minder, apakah tidak terlambat mengikuti webinar dengan tema seperti ini (sadar diri juga sudah jelita. 😃), tetapi dari yang disampaikan Stefanus dan Victor, setiap saat dan semua umur bisa terus melakukan ini. Jadi, untuk lansia misalnya — bukan bermaksud menyinggung ya — tetap membutuhkan ilmu seperti ini. Jadi siapapun kita tetap tidak masalah mengikuti even-event seperti ini.
Individual Development Plan (IDP)
Individual Development Plan atau biasa disebut IDP adalah sebuah gambaran atau rancangan mengenai apa yang akan kita lakukan di masa depan, terkait dengan minat diri dan tujuan yang akan dicapai. Sehingga bisa dibilang IDP akan memberi kita arah untuk melakukan apa yang Kita inginkan sebagai jalan hidup ke depannya.
Siapapun orangnya jika dia ingin hidup lebih terarah dan sesuai dengan minat serta bakatnya perlu membuat IDP. Beberapa perusahaan dan instansi pemerintah di banyak negara sudah memberlakukan IDP untuk para karyawannya di level atas, sebagai umpan balik yang berkelanjutan antara karyawan dan supervisor.
Menurut Stefanus dan Victor, IDP diperlukan untuk membuat kita menjadi driver yang baik bagi perjalanan hidup kita sendiri. Seorang driver yang baik tentunya harus tahu tentang kondisi kendaraan yang dibawa, tujuan perjalanan menggunakan kendaraan tadi sekaligus menentukan rute mana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan perjalanan dengan lebih efektif.
Sebelum menyusun IDP, kita perlu menyiapkan diri untuk menjadi driver yang baik. Tentu saja proses ini membutuhkan beberapa kondisi yang harus disiapkan sebelumnya.
Antara Driver dan Passenger
Saya pernah membaca bukunya Rhenald Kassali mengenai “Self Driving – Menjadi Driver atau Passenger? Buku ini juga yang dikutip dua pemateri kita ketika membahas mengenai driver. Bahwa individu-individu sukses biasanya juga merupakan seorang driver yang andal. Mereka benar-benar paham akan menuju ke mana dan harus melakukan apa.
Seorang driver yang baik akan membawa penumpangnya ke arah yang lebih baik, sehingga dia perlu memiliki sifat-sifat:
- Inisiatif
- Melayani
- Navigasi
- Bertanggung jawab
Tetapi, sebelum menjadi Driver tentunya seseorang pernah menjalani sebagai passenger dulu. Dan butuh menjadi Good Passenger sebelum sukses menjadi Good Driver juga. Yaitu mereka yang mau belajar dan bersedia mengosongkan gelas pikiran untuk menerima arahan dari driver-nya.
Proses transisi dari passenger menjadi driver, merupakan salah satu tahapan yang akan memengaruhi Individual Development Plan yang akan dibuat. Dengan mengetahui apakah kita masih seorang passenger atau sudah bertindak sebagai driver tentu akan sangat berkaitan dengan IDP. Menurut saya pribadi, IDP yang efektif butuh seorang driver untuk melakukannya, bukan passenger yang hanya bisa menunggu dan diarahkan.
Baca juga:
“Berbahagialah orang yang dapat menjadi tuan untuk dirinya, menjadi pemandu untuk nafsunya dan menjadi kapten untuk bahtera hidupnya”
~ Anonim ~
Menyusun Individual Development Plan
Ada beberapa poin penting yang harus ada untuk menyusun IDP yang efektif, yaitu
- Passion
- Need
- Area
- Visi
- Action
- Development
IDP yang disusun akan menjadi dasar untuk membuat list action dari perpotongan antara need dan passion.
Untuk lebih jelasnya, bisa dihat pada bagan di bawah ini.
Sumber : Materi Webinar Nasional
1. Menemukan Passion
Untuk menyusun IDP seseorang perlu tahu tentang minat dan passionnya sendiri. Ini berarti kita harus paham dulu mengenai diri kita. Setiap potensi yang dimiliki, kekutan dan kelemahan termasuk sifat baik dan buruk yang dapat mendukung atau menghambat pengembangan.
Jangan panik jika belum menemukan passion yang tepat. Sebab banyak orang butuh pencarian bertahun-tahun untuk benar-benar menemukan passionnya. Memulai lebih awal memang lebih baik, sehingga tak perlu membuang waktu hanya untuk mencoba mencari tahu.
Menemukan passion ini juga berarti mengetahui tingkat kesungguhan yang bisa dilakukan untuk mengalami passion. Apakah hanya menyentuh permukaan atau malah sanggup memberikan komitmen total untuk mengeksplorasi passion. Semua perlu dipertimbangkan dengan baik.
Baca juga:
2. Menentukan Needs
Needs adalah segala sesuatu yang dibutuhkan atau diharapkan orang lain di sekitar kita, terkait passion yang dimiliki. Apakah bimbingan untuk mulai berbisnis, misalnya. Kebutuhan terhadap suatu produk, atau bahkan peluang untuk membuka lapangan kerja buat orang lain. Banyak hal yang bisa digali dari needs ini selama kita bersedia membuka mata dan telinga lebar-lebar dalam menangkap peluang.
3. Menentukan Area
Area dalam kerangka penyusunan IDP adalah menentukan perpotongan needs dan passion yang bisa diisi dan akan kita lakukan dengan komitmen tinggi. Penentuan area ini yang nantinya akan menentukan visi atau tujuan dari perjalanan yang akan dilakukan.
4. Menentukan Visi
Visi sebenarnya lebih besar dari target. Ini adalah tujuan kita dalam menjalani hidup. Sehingga meskipun di sini visi berada di urutan keempat, sebenarnya visi harus ditentukan lebih dulu sesuai dengan passion diri yang sudah kita temukan.
5. Menyusun Action
Supaya visi tercapai, tentunya dibutuhkan tindakan. Inilah yang disebut action yang harus kita susun dalam rangka mencapai visi. Pisahkan tindakan yang bisa dilakukan sendiri dengan yang membutuhkan kerjasama orang lain. Hal ini yang akan memengaruhi pengembangan diri yang akan kita lakukan.
6. Development
Untuk melakukan tindakan dalam rangka mencapai visi, ada bagian dari passion yang memang sudah dimiliki, ada juga yang masih harus dikembangkan, supaya lebih efektif untuk mencapai visi. Di titik ini lah Strategi pengembangan diri diperlukan. Kita bisa memilih pengembangan yang lebih prioritas untuk dilakukan, disesuai dengan kemampuan diri dan sumber daya yang dimiliki.
Baca juga:
Mungkin jika baru pertama kali mencoba menyusun Individual Development Plan ini, tidak semudah melihat panduan dari bagan di atas. Saya pun begitu. Masih banyak pertanyaan tentang tiap poin dari bagan IDP yang sudah disusun. Akankah ini bekerja, nantinya? Atau, apakah Saya benar-benar bisa mewujudkannya? Tetapi seperti yang sudah disampaikan Stefanus dan Victor, IDP bukanlah bagan baku yang harus fik sejak awal. IDP yang kita buat bisa selalu diperbaiki dan diperbaharui terus menerus, sepanjang masih sesuai dengan passion dan visi, termasuk tetap adanya needs di sana.
Jadi, yuk coba belajar membuat Individual Development Plan kita sendiri. Supaya esok kita bisa lebih baik dari hari ini.
Referensi:
- Stefanus, dan Victor “Strategi Pengembangan Diri”. Materi pada Webinar Nasional tentang Individual Development Planning pada 10 dan 11 April 2021
- Kasali, Rheinald. 2015. Self Driving – Menjadi Driver atau Passenger. Bandung. Mizan.
- Binar. Rika, 2019. “Bagaimana Menyusun Individual Development Plan?” binakarir.com, 2019. Diakses 17 April 2021, <https://www.google.com/amp/s/binakarir.com/bagaimana-menyusun-individual-development-plan/amp/>
- Fauzian, Ahmad. 2020. “Individual Development Planning untuk Katie Anda.” Hallo Youth pikiran-rakyat.com. 29 Juli 2020. Dilihat pada tangga 17 April 2021 <https://haloyouth.pikiran-rakyat.com/lifestyle/pr-60640004/individual-development-planning-untuk-karir-anda?page=2>
Tags:
No Responses