THIRD DAY CHALLENGE : BINTANG LAPANGAN

THIRD DAY CHALLENGE : BINTANG LAPANGAN

Setiap anak adalah bintang,

dengan cahayanya masing-masing.

Tetapi, terkadang para orang tua lah

yang memaksakan bintang itu bersinar

sesuai cahaya yang diinginkan mereka

~ Alifadha Pradana ~

 

Hari ini, Adha diajak teman-teman rumahnya, untuk ikut lomba pertandingan futsal tingkat RW, dalam rangkaian perayaan hari kemerdekaan RI. Dan mereka berhasil menang, dengan Adha sebagai salah satu penyumbang gol. Sebagai hadiahnya, seluruh tim akan mendapat hadiah uang sebesar lima ratus ribu rupiah. Dan karena mereka terdiri atas 10 anak, termasuk pemain cadangan, maka masing-masing akan mendapatkan lima puluh ribu rupiah. Bisa dinilai kecil dalam ukuran saya sebagai PNS golongan IV. Tetapi, untuk putra tercinta, nilai tersebut teramat besar. Apalagi didapat dari hasil jerih payah sendiri. Tentu saja saya tersenyum bangga mendengar ceritanya.

Bermain futsal atau sepak bola, termasuk aktivitas yang membuat Adha bahagia dan melakukannya dengan antusias. Kapan pun diajak bermain, dia tidak akan pernah menolak. Kecuali saat kondisinya memang tidak memungkinkan untuk bermain.

Tidak hanya bermain secara fisik di lapangan. Memainkan soccer game dan menonton pertandingan sepakbola di televisi, juga merupakan kegiatan harian yang selalu dilakukannya. Setiap menonton pertandingan di televisi, atau menyaksikan berita tentang para bintang lapangan, apalagi jika saya ikut menemani, dia akan dengan antusias bercerita.

 

Adha dengan seragam bola

 

“Mas juga nantinya akan jadi pemain internasional seperti mereka. Yang digaji tinggi dan bisa keliling dunia.” Cerita Adha dengan menggebu-gebu. “Mama nonton ya, tiap kali Mas tanding? Nanti Mas kirimi karcis setiap pertandingannya” sambungnya selalu.

“Berarti, Mama bisa keliling dunia terus, dong?” Sahut saya mengimbangi.

“Iya, dong. Kan Mas mainnya di klub bola Eropa.”

“Waah berarti Mama harus cepat-cepat pensiun, nih…” Saya tersenyum menyemangati.

“Iya, Mah. Secepatnya aja. Biar Mama bisa selalu nemenin Mas tanding di mana pun.” Adha berkata serius.

Saya tentu saja tersenyum mendengarnya. Karena membayangkan usianya yang masih belia. Tentu masih jauh perjalanan yang harus ditempuh untuk mencapai semua yang diimpikannya. Tapi, saya tidak pernah mematikan seremeh apa pun impiannya. Karena, bisa jadi sekarang memang terlihat sepele. Tetapi, dunia terus berkembang. Hal yang semula hanya dipandang sebelah mata, bisa jadi merupakan yang utama di masa depan.

Semoga Allah SWT memberikan kemudahan, kelancaran dan kesuksesan pada Adha untuk mencapai semua impiannya. Aamiin…

 

 

#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply