Setiap peristiwa, sebenarnya
ujian atas kesungguhan kita
menjalani kehidupan.
Sehingga nanti akan terlihat
mereka yang bersungguh-sungguh hidup
dengan yang hanya sekedar hidup.
~ Alifadha Pradana~
Memasuki hari ke-12 mengamati gaya belajar anak. Hari ini Adha sedang menyiapkan diri menghadapi US (Ujian Sekolah). Ada yang harus saya garis bawahi kali ini. Sebelumnya saya sudah diberitahu bahwa UN (Ujian Nasional) akan diselenggarakan pada tanggal 15 Mei. Tapi, mendadak hari Jumat lalu anak saya lapor bahwa ujian dimajukan jadi tanggal 3 Mei. Tentu saja pemberitahuan ini membuat saya geleng-geleng kepala, dan langsung mengajukan protes, saat acara Isra Mi’raj di sekolah. Tetapi, pihak sekolah kemudian menjelaskan bahwa ketentuan ini dari Diknas Kabupaten. Merek pun mendapat pemberitahuan mendadak, bahwa ada dua sesi ujian yang harus dihadapi siswa tahun ini, yaitu ujian sekolah dengan soal sama sekabupaten, dan Ujian Nasional yang berlaku se-Indonesia.
Sepertinya Diknas Kabupaten Majalengka harus belajar manajemen mengenai perencanaan kegiatan. Karena tampaknya mereka kebingungan, sehingga begitu saja menjadwalkan ujian yang seharusnya sudah disusun jauh-jauh hari.
Tapi sudahlah, salah atau tidak, yang jelas anak saya harus siap menghadapi ujian sekolahnya esok hari. Alhamdulillah, Adha bisa diajak kompromi untuk mengistirahatkan sementara -selama ujian saja- hapenya dan memanfaatkan waktu yang tadinya untuk bermain games di hape dengan aktivitas lain, seperti olahraga.
Dan hari ini saya mendampinginya belajar untuk menghadapi US Selasa nanti. Karena namanya Ujian Sekolah maka pelajaran nya pun disesuaikan dengan yang diajarkan di sekolah yang pasti berbeda dan lebih banyak dibanding sekolah negeri. Karena di sekolah ini anak saya juga belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, yang mungkin belum diajarkan di sekolah pemerintah.
Sehari sebelumnya, kami sudah mencicil persiapan dengan bercakap-cakap menggunakan bahasa Inggris Anak saya yang memang agak lemah dalam pelafalan, mengucapkan bahasa ini dengan lafal sesuai tulisan aslinya. Sehingga akhirnya kami belajar dengan cara lebih menyenangkan karena sambil tertawa dan bergembira bersama. Sbenarnya, ingin juga saya melatihnya bercakap-cakap menggunakan bahasa Arab. Tapi malam lah daya, saya sama sekali tidak familiar berbicara menggunakan bahasa ini. Dan ini menjadi PR juga buat saya, untuk berusaha mengembangkan diri mempelajari bahasa yang dipakai agama saya. Semoga Allah SWT memberikan kemudahan. Aamiin…
Hmmm… Tidak masalah sebenarnya apakah gaya dominan anak saya dalam belajar. Saya masih selalu bisa memberinya pengalaman dengan berbagai cara yang berbeda. Namun, kesulitannya, komitmen memang ada di tangan saya, untuk selalu berusaha menggali cara-cara yang menyenangkan untuk belajar berbagai hal…
#TantanganHariKe12
#GameLevel4
#GayaBelajarAnak
#KuliahBunsayIIP
No Responses