Gambar : mnn.com
Tak ada yang istimewa terjadi di hari keempat belas ini. Adha tetap komitmen menjalakan pelatihan kemandirian kemampuan literasi. Selain itu, secara mandiri dia mengembangkan beberapa skill kemandirian, seperti melayani dan menghasilkan makanan sendiri. Aku harus mengapresiasi inisiatifnya untuk mandiri dalam beberapa hal. Mungkin setelah kemandirian literasi ini benar-benar terbentuk, aku akan langsung beralih kepada kemandirian finansial. Apalagi dari analisa test stifin, yang menjadi chemistry untuk Adha adalah harta, artinya secara genetik dia punya kemampuan mengelola uang dengan baik. Tinggal kami sebagai orang tua yang harus memfasilitasi dan membimbingnya dengan cara terbaik sesuai teknis pembelajarannya. Semoga kami bisa mewujudkannya.
Sedangkan untuk Mas Zen, latar belakang pengalaman masa kecilnya sebenarnya sudah membentuk beberapa kemampuan kemandirian secara alami. Namun mindset beliau yang cenderung stereotype agak menjadi kendala untuk melatih beberap kemandirian yang dianggap beberapa type ini sebagai kemampuan “perempuan”. Tidak apa-apa. Selalu butuh kerja keras dan perjuangan untuk menjadi lebih baik.
Sementara diriku sendiri, bila mengingat masa kecil dan usia remajaku, Alhamdulillah. Terlahir sebagai anak pertama sepertinya membentuk jiwa mandiri secara alami dalam diriku. Apalagi tumbuh sebagai seorang anak di keluarga poligami, benar-benar mematangkan mental kemandirian dalam jiwaku. Sejak usia belia, aku terbiasa mengembangkan banyak keterampilan kemandirian. Bukan lagi sekedar mengurus diri sendiri, mengurus orang lain pun sudah mulai dibiasakan. Tidak hanya dimandirikan untuk belajar sendiri, tetapi juga bertanggungjawab terhadap semua tindakan yang aku ambil.
Begitulah, dengan memikirkan semua hal tadi, aku jadi lebih paham, memang Allah Maha Benar dalam memasangkan hambaNya…
#Level2
#KuliahBunsayIIP
#MelatihKemandirian
No Responses