Gambar : bestkartun.blogspot.com
Aku tidak pernah menyadari dahsyatnya pengaruh tulisan terhadap perubahan perilaku anakku, sampai hari ini.
Setelah kemarin Adha membuat jadwal hariannya, hari ini gantian aku yang mencetak jadwal sendiri, yang memang selalu dibuat tiap awal tahun. Dia menanyakan maksud setiap rincian jadwal dan mengomentarinya. Aku berusaha menjelaskan sambil tersenyum mendengar celotehnya.
Kemudian dia menanyakan sesuatu yang membuat keningku agak berkerut menjawabnya.
“Mama, emang kalo sampe 10 hari nyelesain tugas, bakal dapat apa?” dia bertanya tentang aktivitas saya menyelesaikan tantangan 10 hari komunikasi produktif ini. Karena dia memang selalu mambaca semua uraian tugasku itu.
“Dapat badge penghargaan bahwa kita konsisten menyelesaikan tugas dan dapat ilmu tentunya. Karena dengan melatih sesuatu terus menerus, lama kelamaan kita akan terbiasa melakukannya.”
“Cuma dapat gitu aja? Ga dapat uang?” Adha terus bertanya meyakinkan.
“Lho keahlian dan ilmu kan kalau dinilai dengan uang, bisa berlipat-lipat, tergantung yang memanfaatkannya. Sekarang Mama tanya, kamu sekolah supaya dapat apa?” Aku balik bertanya memancing pemikirannya.
“Ya… supaya dapat ilmu. Tapi dapat uang juga.”
“Lho uang apa?”
“Kan kalo Mamas sekolah, dapat uang jajan dari Mama” jawabnya jujur. Aku tertawa mendengarnya.
“Seharusnya, Mama ga usah ngasih uang jajan buat kamu, kecuali untuk ongkos. Kan Mamas udah dapat makan siang di sekolah. Jadi ga perlu jajan lagi.”
“Trus kalo masih lapar, gimana?
“Ooh… emang masih suka lapar setelah makan siang?”
“Iya Mama. Kan Mamas sekolah dati jam 7 sampe jam 2 siang. Kan lama banget tuh. Sebelum dan sesudah makan siang, kan masih suka lapar juga. Kalo ga dibekelin uang buat jajan, ntar Mamas lemes karena kelaparan gimana?”
“Ooh begitu…” aku hanya mengelus lembut kepalanya.
Dan efek itu tidak berhenti di situ saja. Saat sore hari, ketika kami mulai berselisih tentang keinginannya membuat es lemon. Sebenarnya selisih kecil sih. Tapi seperti biasa, suaranya mulai agak meninggi. Tetapi seperti teringat sesuatu, dia kembali memelankan suaranya. Aku yang heran melihat perubahan sikap seperti itu, tentu saja bertanya,
“Kenapa, Mas? Kok ga jadi ngomong?”
“Ngga ah. Ntar Mama nulis di tugas, Mamas bertengkar lagi ama Mama.”
Oooh… ternyata Adha merasa terusik juga dengan penyelesaian tugasku yang beberapa kali memang menceritakan komunikasi aku dengannya.
Setelah itu malam sebelum sholat Isya, kulihat dia sedang mengaji tanpa disuruh. Karena memang dalam jadwal yang dia buat sendiri, aktivitas membaca Qur’an dilakukan setelah sholat maghrib. Tapi, mungkin karena sudah agak kelaparan,dia makan lebih dulu.
Setelah sholat isya, dia mendekatiku seraya berkata,
“Ayo, temenin Mamas. Sekarang kan jadwal Mama nemenin Mamas.” dia berkata antusias sambil mematikan televisi yang sedang aku tonton.
Aku hanya tertawa. Tapi dia memang benar. Kegiatanku jam 6 sampai jam 9 malam adalah “Children Time” yang berarti memang untuk menemani aktivitasnya.
Akhirnya aku mengikutinya ke kamar dan menemaninya tidur sambil menanyakan beberapa hal.
PELAJARAN KOMUNIKASI HARI INI
- Untuk hal-hal tertentu bahasa tulisan lebih berpengaruh terhadap perubahan perilaku dibanding bahasa lisan. Mungkin karena apa yang kita tulis, tidak akan hilang dan terlupakan begitu saja. Berbeda dengan kata-kata yang diucapkan, dengan mudah kita bisa melupakan semua yang baru saja dikatakan.
- Sepertinya, teknik ini agak efektif untuk mengubah perilaku Adha yang tidak sesuai.
#hari7
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
No Responses