Komunikasi Produktif Hari Kelima – Emosi dan Komunikasi

Komunikasi Produktif Hari Kelima – Emosi dan Komunikasi

Gambar : Dokumentasi Pribadi

 

Di hari libur ini komunikasi kami tidak dimulai dengan menyenangkan, karena diawali pertengkaran kecil antara aku dan Adha. Putraku itu mengklaim bahwa beberapa minggu lalu aku mengijinkannya main hape mulai jam 6 pagi.  Padahal menurut ingatanku kesepakatan awal adalah, dia baru boleh main hape pada jam 8, yang kemudian diubah karena aku menerima alasannya yang ingin “menawar telolet” saat bis widia lewat jam 7 pagi. Tetapi Adha tetap berkeras mengatakan sambil menangis, bahwa memang aku mengijinkannya main hape jam 6.

Dengan tegas aku menolak konfrontasi ini. Sambil sedikit mengurangi intonasi aku katakan padanya, “Maaf sayang, mama merasa tidak pernah mengatakan seperti itu. Dan kalau Mamas bilang, ngomongnya saat Mama masak, ya berarti memang bukan Mama yang memutuskan. Karena saat masak, konsentrasi Mama full ke masakan. Lagian, kenapa juga kamu nangis? Mama kan ga marah ke kamu. Udah, hapus dulu air matanya” Aku berusaha menenangkan.

“Sekarang Mama tanya, Kamu mau diatur sama Mama?” Aku bertanya menegaskan, untuk mengetahui sampai di mana pengaruhku terhadapnya.

“Ya, mau.” Adha menjawab sambil masih terisak.

“Makanya, supaya kesepakatan seperti ini ga cuma omongan aja, sekarang Mamas tulis sendiri, semua yang udah Mamas setujui. Tapi tetap Mama ngijinin kamu main hape pagi cuma di hari libur, dan mulai jam 7. Kalau di hari sekolah, Main hape hanya setelah pulang sekolah sampai sebelum maghrib. Kalo malam, sama sekali ga boleh main hape kecuali kalau besoknya libur.”

Akhirnya Adha menuruti kata-kataku. Dia mulai menulis sendiri jadwal kegiatannya setiap hari.  Setelah aku baca, malah sama sekali tidak ada jadwal main hape jam 6 seperti yang diributkannya tadi.

Ini gambar asli jadwal kegiatan yang dia tulis. Karena kemudian, dia minta untuk ditik ulang agar lebih rapi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar : Dokumentasi Pribadi

 

 

PELAJARAN KOMUNIKASI HARI INI

  • Komunikasi dengan anak, memang kadang memancing emosi. Tetapi sebagai orang dewasa, harusnya kita yang lebih bisa mengendalikan diri dan menenangkan anak, bukan sebaliknya.
  • Untuk memenangkan hati anak, memang tidak mudah. Butuh konsistensi dan komitmen tinggi untuk benar-benar berusaha memahami keinginannya. Tapi bila sudah dijalani, kerja keras ini akan berbuah sesuatu yang menyenangkan. In shaa Allah…

 


#hari5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply