Seringkali kesehatan menjadi ujian rumah tangga yang tidak semua keluarga bisa melaluinya dengan mudah dan berhasil.
~ Alifadha Pradana ~
Pasti semua pernah berada dalam situasi seperti ini, di mana salah satu anggota keluarga — entah itu anak, kepala keluarga atau malah ibunda — memderita sakit. Apa yang harus dilakukan? Khususnya oleh Kepala Keluarga atau bunda sang pengeksekusinya.
Tak dapat dipungkiri, jika banyak keluarga menganggap sudah tugas seorang ibu untuk mengurus kelurganya yang sakit. Bahkan saking tegasnya anggapan tadi, hingga ada stigma “siapa saja boleh sakit, kecuali bunda”. Padahal, siapapun memang bisa sakit “termasuk para ibu”, karena dia pun hanya seorang manusia biasa, sama dengan yang lainnya.
Tetapi kali ini kita tidak akan membahas tentang stigma ini, melainkan mengenai apa saja yang bisa dilakukan ketika keluarga sakit, agar Interaksi keluarga tidak kacau, pekerjaan rumah tangga juga terselesaikan dan ketahanan keluarga juga tetap terjaga.
Yuk, kita ulik solusinya.
Menyiapkan Biaya Pengobatan dan Perawatan
Seharusnya orang sakit jangan dibebani lagi dengan pikiran rumit tentang pembiayaan dan lain-lainnya, sebab proses menerima kondisi sakit, mencari pengobatan dan menjalani terapi bukan perkara mudah dan butuh effort maksimal. Tetapi, kenyataan berkata lain.
Sumber: Pixabay.com
Hal pertama yang ditanyakan ketika seseorang mencari pengobatan adalah mengenai kepastian pembiayaa terhadap proses treatment dan perawatan. Di mana pun kita mencari bantuan pengobatan, hal inilah yang kebanyakan sering menjadi masalah pertama dan utama. Jadi supaya tidak menjadi masalah juga buat keluarga kita, sebaiknya dipastikan dulu sejak awal mengenai pembiayaan kesehatan ini.
Ada banyak opsi pembiayaan kesehatan yang bisa dipilih, baik berupa tabungan kesehatan maupun asuransi kesehatan. Yang harus diperhatikan adalah komitmen kita untuk mematuhi semua konsekuensi yang diwajibkan atas setiap jenis pembiayaan yang dipilih. Baik tabungan maupun asuransi kesehatan, keduanya membutuhkan pembayaran rutin untuk biaya tabungan atau premi. Sehingga kita tidak bisa sekalipun abai untuk memenuhi kewajiban ini, jika tak ingin pembiayaan kesehatan keluarga terhambat.
Banyak lembaga keriangan menawarkan opsi tabungan kesehatan sebagai salah satu alternatif pembiayaan pengobatan yang dilakukan. Pastikan kita sudah membaca dan memahami setiap syarat dan ketentuan dari opsi yang ditawarkan.
Menabung secara mandiri untuk pembiayaan kesehatan juga bisa dilakukan. Sesuaikan besaran tabungannya dengan kemampuan dan jenis pengobatan yang diinginkan. Namun, selalu pastikan kita tertib dan konsisten mengisi tabungan ini, supaya biaya untuk pengobatan dan perawatan keluarga kita tidak bermasalah di kemudian hari.
Opsi lain yang bisa dipilih adalah mengambil asuransi kesehatan. Pilih asuransi sesuai besar premi yang sanggup kita bayar dengan jaminan pelayanan terbaik yang ditawarkan. Pastikan juga kita sudah membaca dan memahami setiap syarat dan ketentuan dari kontrak yang ditawarkan. Jangan takut menanyakannya kepada agent yang menawarkan, agar tidak salah mengerti dan menyesal karena merasa salah membeli produk pembiayaan kesehatan.
Menyiapkan pembiayaan kesehatan ini memang ibarat menyediakan payung sebelum hujan turun. Sehingga melakukannya, kadang dianggap membuat harapan terburuk. Akhirnya selalu ada kondisi terlambat dan menyesal karena tidak menyiapkannya. Jadi, pastikan saja hal seperti itu tidak terjadi di keluarga kita. Supaya tidak termasuk beberapa persen yang terlambat melakukan dan menyesalinya.
Menentukan Sang Pengambil Keputusan.
Upaya medis, seringkali merupakan tindakan ekstrim yang harus diambil. Hal ini kerap menjadi opsi yang sulit untuk diputuskan. Apalagi jika banyak kepala yang harus memutuskan, bisa-bisa bakal ada pertentangan dan pertengkaran berkepanjangan antar anggota keluarga. Sehingga menunjuk satu orang yang dianggap bijak untuk melakukannya, merupakan keputusan yang harus dipikirkan.
Untuk keluarga inti yang hanya terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak, yang selalu tinggal dalam satu rumah bersama-sama, mungkin bukan masalah pelik. Tetapi jika keluarga inti ini berada dalam kondisi terpisah atau Long Distance Marriage, tetap butuh penunjukkan satu orang yang bisa mengambil keputusan jika kepala keluarga sulit dihubungi.
Untuk keluarga besar, ada baiknya memilih pengambil Keputusan yang benar-benar paham dengan perjalanan penyakit dan jenis tindakan yang sudah dilakukan, sebab hal ini penting untuk menetukan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya.
Menentukan Fasilitas Kesehatan
Mungkin banyak yang berpendapat bahwa semua sarana kesehatan sama saja, dan tidak ada bedanya memilis fasilitas kesehatan yang mana saja. Pendapat ini bisa jadi benar, meskipun saya tidak sepenuhnya setuju. Sebab pemilihan fasilitas kesehatan terkait erat dengan biaya yang tersedia atau jaminan pembiayaan kesehatan yang dimiliki.
Jika memiliki Dana kesehatan terbatas, memilih fasilitas kesehatan milik pemerintah dan terdekat dengan tempat tinggal, adalah keputusan yang bijak. Begitu pun jika memiliki asuransi atau jaminan pembiyaan kesehatan dengan opsi fasilitas kesehatan tertentu, otomatis harus mematuhi ketentuan tadi jika klaim pelayanan kesehatan yang dilakukan ingin dibayar.
Sumber: Canva
Jenis gangguan kesehatan yang dialami juga menentukan pemilihan fasilitas kesehatan ini. Jika menderita gangguan jantung misalnya, tentu lebih baik langsung ke fasilitas kesehatan yang menyediakan pemeriksaan lengkap untuk gangguan jantung ini ketimbang memilih rumah sakit umum. Termasuk dalam hal ini jika kita atau keluarga memiliki gangguan penyakit kronis yang berulang, tentu akan lebih baik mengunjungi fasilitas kesehatan yang terbiasa melayani penyakit ini. Karena di sana terdata jelas perkembangan penyakit kronis kita dari waktu ke waktu, sehingga memudahkan juga untuk mengambil tindakan pengobatan yang bisa dilakukan selanjutnya
Jadi, menentukan fasilitas kesehatan yang akan dituju merupakan opsi penting yang harus dilakukan supaya penjagaan kesehatan keluarga dapat dilakukan dengan nyaman. Kita selalu bisa memilih fasilitas terbaik sejauh dana dan jaminan pembiayaan kesehatan yang dimiliki, memungkinkan untuk melakukannya
Membuat Kontak Darurat
Tidak ada yang ingin mengalami kejadian darurat atau genting apapun dalam hidupnya. Tetapi sayangnya kenyataan seringkali berbeda dengan harapan. Ada saja kejadian darurat yang membutuhkan pertolongan dari tenaga ahli, entah kita mau atau tidak. Sehingga memiliki kontak darurat perlu dilakukan.
Tulis di tempat yang bisa dilihat. Atau di zaman seperti sekarang ini, kontak darurat ini bisa disimpan di platform yang bisa diakses semua anggota keluarga. Atau bisa juga disimpan dalam kontak telepon masing-masing dengan memberi nama kontak darurat sesuai jenis kedaruratan.
Mencari Asisten Rumah Tangga Darurat.
Opsi ini hanya berlalu bagi keluarga yang tugas domestiknya sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Sehingga jika satu saja anggota keluarga sakit, maka pekerjaan domestik ini besar kemungkinan akan terganggu. Sehingga memiliki kontak yang bisa membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga atau yang diisitilahkan ART darurat ini, pasti akan memudahkan dan memberi ketenangan untuk sang bunda yang harus fokus mengurus keluarga yang sakit. Sehingga keluarga teeawat, pekerjaan domestik juga tetap terselesaikan
Tetapi opsi ini tetap bisa berlaku untuk keluarga yang miliki ART, ketika si ART ini tidak bisa menuhi tugasnya atau ada keperluan tertentu. Saya pun melakukannya. Jadi ketika ART utama tidak masuk, sedangkan urusan domestik tidak bisa ditunda, maka ART darurat bisa dihubungi.
Itulah beberapa opsi yang bisa dilakukan ketika ada anggota keluarga yang sakit. Pilihan-pilihan tindakan yang kan membantu setiap urusan tetap lancar meskipun anggota keluarga — bahkan jika itu sang kepala keluarga — jatuh sakit. Memang tidak ada kepastian bahwa semuanya akan lancar jays. Tetapi paling tidak beberapa alternatif ini bisa membantu menyelesaikan poin-poin utama yang harus diperhatikan. Tetap semangat ya..
No Responses