Jurnal Level #1 : Neuro Linguistic Programming dan Komunikasi Produktif

Jurnal Level #1 : Neuro Linguistic Programming dan Komunikasi Produktif

Gambar : Kreasi Pribadi

 

Setelah membaca beberapa referensi mengenai NLP yang merupakan kepanjangan dari Neuro Linguistic Programming, saya memahami bahwa ilmu ini adalah membahas tentang cara atau teknologi untuk mendesain ulang proses berpikir kita agar lebih bermanfaat. (mohon maaf jika keliru).

Menghubungkan NLP dengan pokok bahasan komunikasi produktif di kelas bunda sayang, sebenarnya bukan pekerjaan mudah. Karena saya harus paham dulu dengan NLP juga tentang materi Komunikasi Produktif, untuk kemudian baru membuat garis merahnya.

Membaca beberapa referensi tadi, juga membuka kembali catatan pembahasan mengenai komunikasi produktif, kok membuat saya teringat (walau dengan ingatan saya yang pendek) mengenai FoR (frame of Reference), yaitu cara pandang, keyakinan, konsep dan tata nilai yang dianut seseorang, yang bisa berasal dari pendidikan ortu, buku bacaan, pergaulan, indoktrinasi dan lain-lain. Dan FoE (Frame of Experience) yaitu serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.

Dari pembahasan saat level komunikasi produktif bunda sayang, memang dimaklumi bahwa FoR dan FoE tiap orang berbeda, karena pengalaman, apa yang dipelajari serta nilai dan pemikiran yang dimiliki masing-masing pun berbeda. Dan suatu komunikasi dikatakan berhasil dan sesuai tujuan, jika bisa membuat FoR/FoE ku dan FoR/FoE mu menjadi FoR/FoE kita.

Menurut saya, pemahaman ini sesuai dengan konsep NLP. Di mana kita dapat memprogram atau mendesain ulang FoR dan FoE tadi menjadi sesuai yang diharapkan. Atau paling tidak mendekati keinginan. Membuat kamu mempunyai FoR dan FoE seperti saya atau sebaliknya.

Menurut buku Understand NLP yang ditulis oleh Frances Kay dan Neilson Kite, konsep FoR dan FoE ini sama dengan maksud dalam NLP beliefs simply explained di antaranya yaitu :

  1. Orang bukan kata-kata dan perilaku mereka.
  2. Konteks adalah apa yang menentukan interpretasi orang lain terhadap tindakan atau komunikasi apa pun.
  3. Pikiran dan tubuh saling terkait erat.
  4. Niat positif memotivasi setiap perilaku.
  5. Tindakan tidak selalu mewakili niat.
  6. Orang biasanya akan memilih apa yang mereka yakini sebagai pilihan terbaik.
  7. Dua orang akan melihat hal yang sama dengan cara yang sepenuhnya berbeda.
  8. Orang-orang merespons sesuai dengan interpretasi mereka sendiri tentang realitas.
  9. Jika Anda selalu melakukan apa yang selalu Anda lakukan, Anda akan selalu mendapatkan apa yang selalu Anda dapatkan.
  10. Kesuksesan tergantung pada memvariasikan apa yang Anda lakukan sampai Anda mendapatkan hasil yang Anda inginkan.
  11. Orang-orang dengan pilihan terbesar dan fleksibilitas perilaku muncul di atas.
  12. Memodifikasi perilaku Anda sendiri dapat membuat orang lain berubah.
  13. Tidak mungkin untuk tidak berkomunikasi.
  14. Makna komunikasi Anda tercermin dalam respons yang Anda terima.
  15. Orang memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan; itu hanya masalah penerapannya.
  16. Pemahaman datang dengan pengalaman dan apa yang memungkinkan Anda untuk menjelaskan sesuatu dengan baik.
  17. Jangan berpikir ‘gagal’, berpikir ‘peluang untuk belajar’.
  18. Tidak ada penonton yang resisten, hanya komunikator yang fleksibel.

 

Sehingga dalam NLP dimungkinkan untuk mengubah semua kondisi yang membentuk FoR dan FoE tadi dengan beberapa cara pula. Yaitu :

  1. Modelling

Mengubah cara kita melakukan sesuatu dan menyesuaikannya dengan model sukses yang kita inginkan sehingga hasil yang kita dapatkan pun diharapkan seperti kesuksesan yang dimiliki model tadi.

Dalam konteks FoR dan FoE tadi adalah dengan mengubah buku bacaan, lingkungan pergaulan dan referensi lain sesuai dengan kondisi yang membentuk FoR dan FoE model kita. Memang sepertinya ini tidak akan 100 % berhasil. Karena kita tidak bisa 100 % menghadirkan referensi dan pengalaman yang telah membentuk model kita seperti saat ini ke dalam pikiran kita.

  1. Rapport

Ini adalah teknik dengan menyamakan frekuensi atau penyesuaian. Hubungannya dengan FoR dan FoE adalah bahwa kita bisa mencapai tujuan FoR/FoE ku dan FoR/FoE mu menjadi FoR/FoE kita dengan membuat seolah-olah FoR dan FoE ku sama dengan FoR dan FoE mu dengan mengikuti atau menyamakan gerak, mimik cara berbicara dan bahasa tubuh dengan mu tadi.

Dan beberapa teknik NLP lainnya, yang tidak bisa dijelaskan satu persatu. Karena nantinya malah akan menjadi full pembahasan mengenai NLP. Jadi, cukup 2 itu saja dulu. Karena dua pun, jika benar-benar kita aplikasikan, InshaaAllah akan membuat perbaikan dalam komunikasi kita dan menjadikannya lebih produktif.

 

Selamat berkomunikasi lebih produktif…

 

Referensi :

NLP Indonesia, 2018, About NLP, diakses dari  http://www.nlpindonesia.com/about_nlp

Aji, Darmawan, 2018, Apa Itu NLP? diakses dari    https://indonesianlpsociety.com/2018/02/02/apa-itu-nlp

Prasetya, Teddy. 2007, NLP for Dummies : What is NLP, diakses dari   https://indonesianlpsociety.com/2007/04/04/nlp-for-dummies-what-is-nlp/

Julia, Erni. 2013. Tips NLP –  Parenting yang Perlu Diketahui Para Orangtua, diakses dari http://www.ernijulia.com/2013/10/apa-sebabnya-orang-percaya-non-sense_15.html?m=1

Kay, Frances and Neilson Kite, 2009, Understanding NLP, Kogan Page, London and Philadelphia

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply