Jurnal-1 : Belajar Mengidentifikasi Masalah

Jurnal-1 : Belajar Mengidentifikasi Masalah

 

 

Menurut KBBI pembaharu adalah orang atau lembaga yang mendorong terciptanya perubahan sosial ekonomi secara berencana.

 

Ada beberapa syarat dan ketentuan sehingga seeorang bisa disebut sebagai pembaharu. Pertama mengetahui ada masalah di sekitar yang harus diubah. Kedua, mencari solusi untuk mengubahnya. Terakhir, melaksanakan solusi tadi sehingga masalah selesai dan perubahan terjadi.

 

Ada banyak masalah yang ditemui setiap individu. Namun, hampir semuanya adalah seputar masalah pada diri sendiri, keluarga dan lingkungan.

 

Untuk menjadi seorang pembaharu yang mampu menyelesaikan masalah di lingkungan, saya menyadari, bahwa harus sudah menyelesaikan masalah dalam diri sendiri dan keluarga, baru  bisa menyelesaikan masalah di luar.

 

Jika semua masalah ini sudah selesai, maka menyelesaikan masalah di lingkungan pun, insaallah akan lebih mudah. Karena kita sudah tahu kompetensi diri untuk menyelesaikan masalah sekaligus mengetahui kapan harus mencari bantuan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

 

Ada beberapa tahapan untuk tahu dan sadar bahwa kita mempunyai masalah. Termasuk mengetahui semua sudut pandang terhadap masalah yang memudahkan dalam menemukan solusinya

 

Identifikasi Masalah

 

Hanya manusia hidup yang akan menghadapi masalah.

Jadi jika ada orang yang tidak ingin mendapatkan masalah, berarti dia sudah “mati” meskipun masih hidup.

 

∼Alifadha Pradana∼

 

Kutipan di atas ternyata sudah lama ada dalam salah satu draf naskah buku nonfiksi saya. Draf naskah yang lebih sering di-PHP-kan ketimbang dirampungkan.

 

Walaupun ini termasuk masalah pribadi yang harus diselesaikan juga, tetapi, bukan untuk sekarang. Sebab, bersama tantangan konsistensi di KLIP, saya mulai bisa merampungkan satu per satu draf naskah tadi.

 

Untuk menemukan masalah, tentu awalnya harus tahu dulu, “masalah itu, apa, sih?

 

Menurut Notoadmojo, masalah adalah kesenjangan antara kenyataan yeng terjadi dengan yang seharusnya terjadi serta harapan dan kenyataannya.

 

Berdasarkan definisi tadi, saya mulai menggali semua kondisi yang sesuai. Akhirnya, ketemulah sekira 10 masalah. Empat masalah bersumber dari dalam diri. Tiga masalah dari keluarga atau rumah. Sisanya merupakan masalah yang saya temukan di lingkungan sekitar.

 

 

Untuk mengecek kenapa hal-hal di atas menjadi masalah buat saya, saya menilainya dengan kacamata sendiri. Hehehe … iyalah. Kan yang akan menyelesaikan, diri sendiri. Jadi, masalahnya tentu harus sesuai dengan keyakinan sendiri.

 

Sebab, bisa jadi suatu hal merupakan masalah buat saya. Tetapi, buat yang lain, ternyata fine fine saja.

 

 

Selanjutnya, untuk mengukur apakah masalah ini bisa diselesaikan, saya membuat gambaran kondisi seperti apa, ketika masalah tersebut selesai.

 

 

Memilih Masalah yang Prioritas

 

Masalah yang saya rasakan saat ini ternyata sebanyak sepuluh. Pastinya, tidak mungkin semua masalah tadi akan selesai dalam kurun waktu enam bulan pembelajaran Bunda Salihah.

 

Akhirnya saya memilih dua saja di antara kesepuluh masalah tadi, yang akan coba diselesaikan. Kenapa memilih dua, bukan satu saja?

 

 

Ada beberapa alasan saya memprioritaskan dua masalah ini. Di antaranya adalah:

  1. Masalah yang terkait diri sendiri, selalu lebih mudah diselesaikan dibanding masalah yang membutuhkan kontribusi orang lain.
  2. Kalaupun membutuhkan bantuan, tetap akan lebih mudah mencari ahli di bidangnya yang sesuai dengan kapasitas diri sendiri
  3. Masalah-masalah ini, bila sudah benar-benar diselesaikan, akan membantu penyelesaian masalah yang lainnya.

 

Mencari Akar Masalah

 

Kadang-kadang memang terjadi, kondisi yang Kita anggap masalah, sesungguhnya bukan masalah yang sebenarnya. Sehingga untuk meyakinkan diri, sebaiknya dicari akar masalahnya. Agar  solusi yang ditemukan, nantinya bisa menyelesaikan masalah dengan tuntas

 

Namun, ternyata mencari akar dari setiap masalah yang sudah dipilih tidak mudah. Sulit sekali mencari data bahwa masalah yang dipilih, memang benar-benar masalah dan bukan hanya keluhan diri sendiri. Tetapi, Bismillah saja. Semoga, memang ini masalahnya.

 

Dan karena masalah yang dipilih ada dua, maka analisa akar masalahnya pun saya bikin dua.

 

 

 

Akhirnya, saya menjadi paham mengenai pentingnya mengenali masalah yang sebenarnya. Sehingga butuh proses 4 langkah untuk menemukannya. Namun, ini baru langkah awal. Masih butuh ratusan langkah yang harus dilakukan sehingga bisa menuntaskannya.

 

Namun, jangan khawatir. Seperti pepatah china kuno, “ribuan langkah sebuah perjalanan, selalu dimulai dari keberanian memulai satu  langkah pertama”. Dan inilah langkah pertama itu.

 

Mari bersama memulainya.

 

#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia

 

Referensi:

  1. Wulandani, Septi. 2021. “Tahapan Identifikasi Masalah” Disampaikan pada Kuliah Perdana Kelas Bunda Salhah. FBG Hexagon City. 23 Juni 2021.
  2. Prihatiningsih, Sri. 2021. “4 Tahapan Menyadari Masalah untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Kita”. Bundaalifadha.com. 24 Juni 2021. Diakses 25 Juni 2021. <http://bundaalifadha.com/4-tahapan-menyadari-masalah-untuk-meningkatkan-kualitas-hidup-kita/>
  3. https://www.finansialku.com/merasa-kekurangan-waktu/
  4. https://nuhanuhaa.wordpress.com/2018/10/23/kelebihan-waktu-vs-kekurangan-waktu/
  5. Yusrini, Ficky. 2016. Sering Keteteran Pekerjaan? Ini 4 Tips Manajemen Waktu untuk Anda. Liputan6.com. 19 Oktober 2016. Diakses 24 Juni 2021. <https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2628550/sering-keteteran-pekerjaan-ini-4-tips-manajemen-waktu-bagi-anda>
Tags: , , , , ,

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply