Menuntut ilmu adalah proses kita
meningkatkan kemuliaan hidup.
Maka, carilah dengan cara-cara mulia.
~Institut Ibu Profesional~
Pekan pertama Saya menjalani peran sebagai fasilitator hampir rampung. Berarti sesi pertama yang membahas tentang “Adab Menuntut Ilmu” hanya tinggal mereview hasil NHW para matrikan. Benar-benar pekan yang penuh tantangan.
Sejak awal mengajukan diri menjadi fasilitator, memang sudah berniat menantang diri sendiri dan menggali potensi untuk mencoba mengikat ilmu, yang pernah diterima dulu.
Dan benar saja. Dengan menjadi fasilitator, membuat saya membuka-buka kembali materi yang pernah didapat beberapa tahun lalu, hasil diskusinya, termasuk NHW yang Saya buat juga. Seperti kilas balik saja.
Namun, dengan melakukan itu, juga melalui browsing ke beberapa situs, sebagai referensi tambahan, Alhamdulillah saya bisa menjawab 13 pertanyaan matrikan.
Saya memang menggunakan metode tanya jawab untuk diskusi materi pertama ini. Pertimbangan awalnya, adalah dari pertanyaan yang masuk plus kemungkinan pertanyaan tanggapan, pasti tidak mencukupi untuk selesai dalam waktu dua jam online.
Memang, akhirnya sesi tanya jawab kedua di pagi harinya terpaksa Saya buka, karena masih ada 3 pertanyaan lagi yang belum terjawab. Jadilah, NHW pun diposting pagi hari Rabu itu juga. Padahal, setelah lihat jadwal ternyata NHW dishare selasa malamnya setelah diskusi. Tidak apa lah. Toh, diskusi eh tanya jawab di kelas Garut yang Saya pegang, baru selesai Rabu pagi.
Untuk diskusi NHW, saya menggunakan teknik fasilitasi yang berbeda. Yaitu menggunakan metode FGD, Tanya jawab dan memberi clue.
Pemberian clue saya lakukan karena ada beberapa pertanyaan serupa mengenai pilihan ilmu di universitas kehidupan. Sehingga menurut saya lebih baik memberi petunjuk saja, sehingga mereka bisa menjawab pertanyaan dengan pemahaman sendiri. Waktu itu saya memberikan 3 petunjuk. Yaitu, yang terbayang ketika menyebutkan Universitas kehidupan, tujuan penciptaan manusia dan tahapan kehidupan seorang manusia, sejak bayi hingga meninggal. Dan hampir semua paham yang dimaksud dalam NHW dengan pemahaman masing-masing.
Saya menjawab pertanyaan tentang teknis NHW dengan memberikan FAQ NHW yang dibuat oleh salah satu teman fasilitator yang keren. Itu, meniadakan pertanyaan lanjutan mengenai teknis.
Sedangkan FGD saya lakukan terhadap pertanyaan seorang matrikan tentang tips mengelola gadget time dan menguatkan motivasi mengerjakan NHW. Dan responnya memang keren. Banyak matrikan yang menanggapi sepenuh hati dengan memberikan jawaban yang jitu dan applicable.
Untuk camilan yang saya share keesokannya – Hari Rabu pagi dan sore, Saya tidak menggunakan metode apa-apa. Karena tidak ada pertanyaan atau pun klarifikasi lagi.
Sekali lagi, saya berani mengatakan bahwa menjadi fasilitator memang benar-benar meremedial diri secara elegan. Karena saya merasakannya sendiri melalui proses membaca kembali dan mengevaluasi setiap yang Saya jabarkan di NHW yang sama di MIIPB2 lalu.
Ini, ceritaku. Bangaimana denganmu…?
#jurnalrefleksifasilmiipb7
#fasilitatormatrikulasi
#fasilmatrikulasiiip
#jrfmiipb7sesi1
Referensi :
- Al-Qur’an Transliterasi Az-Zukhruf, Tiga Serangkai – Solo, 2014
- Baqi, Muhammad Fuad Abdul, Al-Lu’lu wal Marjan Mutiara Hadits Sahih Bukhari dan Muslim, Ummul Qura, Jakarta, 2017
- Materi Training Calon Fasilitator MIIPB7
- Materi dan Camilan Sesi #1 Adab Menuntut Ilmu
- Diskusi di Grup WA Fasilitator MIIPB7
- Pengalaman Pribadi
No Responses