Hari ke -2 Level 10 : Jangan Membuat Rumit…

Hari ke -2 Level 10 : Jangan Membuat Rumit…

Kehidupan ini selalu sederhana. Jalani dan nikmati apa adanya, maka kita akan mudah bahagia. Namun, kebanyakan kita selalu membuatnya rumit. Sehingga sepertinya mustahil untuk bahagia di dalamnya.

~ Alifadha Pradana ~

 

Hari pertama libur weekend yang agak panjang. Aku mengisinya dengan menyelesaikan membaca 4 novel science fiction karya Tere Liye. Benar-benar cerita yang menakjubkan. Yang meskipun khayalan, tetapi mengandung banyak nasihat kebijakan. Sebenarnya bisa menjadi materi dongeng untuk anakku yang remaja. Tapi, aku ragu apakah bisa menyampaikannya dengan baik, atau hanya akan membuat anakku bosan. Sehingga malah akan merusak nilai cerita. Entahlah, mungkin aku akan memberanikan diri nantinya.

Anakku masih menginap di rumah temannya. Rencananya dia akan pulang sore harinya. Sebenarnya suami sempat bertemu dengannya saat sholat Jum’at tadi, karena di komplek perumahan tempat Adha menginap – yang tidak terlalu jauh dari rumah – tidak punya mesjid untuk melaksanakan sholat Jum’at. Sehingga penghuninya harus sholat di mesjid terdekat. Salah satunya di komplek perumahan kami. Tapi Adha tidak mau diajak pulang, karena memang masih dalam posisi menginap. Memang tidak pantas, bila tiba-tiba anak kami pulang begitu saja.

Adha pulang di sore harinya.

Ketika sampai di rumah, setelah menyalamiku dia langsung mengamati keadaan rumah. Mungkin berusaha menemukan perubahan yang kadang ada. Dan kali ini, dia menemukannya. Karena memang ayahnya sudah memasang kabel LAN sebagai penghubung laptop beliau dengan modem Wifi Rumah kami.

“Bapak udah masang kabelnya, ya?” Adha bertanya antusias.

“Iya. Mamas Kan bisa lihat sendiri,” jawabku santai.

“Pake kabel yang baru atau yang lama?” Tanyanya lagi memastikan. Aku berpikir sejenak sebelum menjawab. Sepertinya dia mungkin akan kecewa jika tahu kami memakai kabel yang baru untuk ayahnya. Jadi aku menjawabnya dengan panjang lebar.

“Jarak dari modem WiFi dan kamar Bapak kan butuh kabel lebih panjang dibanding kamar Mamas. Jadi Bapak pake kabel yang baru…” Tapi sebelum aku menyambung penjelasan tadi, Adha langsung memotong,

“Apa maksudnya, sih? Mas kan cuma tanya, Bapak pake kabel yang baru atau yang lama?” Tentu saja aku tertawa mendengarnya.

“Yang baru,” jawabku singkat.

“Ya udah.” Adha menjawab lebih singkat lagi.

“Maksud Mama kan, menjelaskan alasan kenapa Bapak pake kabel yang baru,” aku menjelaskan alasanku.

“Tapi, Mas kan ga tanya,” tukas anakku santai.

Aku terhenyak. Mungkin ada beberapa yang akan menganggap, sikap anakku tidak sopan, karena memotong kata-kata orang tua. Tapi, tidak begitu menurutku. Standar kesopanan keluarga kami dalam berdiskusi mungkin berbeda. Karena kami, terutama aku, membebaskan mereka untuk berekspresi sesuai keinginannya.

Aku memang tersentak oleh kata-kata Adha. Tapi bukan karena dia memotong kalimatku, melainkan karena dia benar. Kadang, Aku merasa harus menjelaskan sesuatu. Sehingga kemudian menjawab panjang lebar. Menjawab yang tidak ditanyakan. Membuat pikiranku rumit sendiri dengan mencari kata-kata terbaik. Padahal jawaban yang diminta sebenarnya simpel. Sederhana.

 

 

Dan menurutku, itulah yang seringkali kita lakukan sebagai orang tua. Mencoba menunjukkan kepintaran, kemampuan dan kekuasaan, agar anak-anak patuh pada kita, dengan banyak penjelasan. Membuat rumit sesuatu yang sesungguhnya sederhana. Karena, tanpa penjelasan apa pun, sebenarnya mereka tahu, ada saat-saat tertentu harus menurut pada keputusan orang tua. Namun, ada pula waktunya, mereka boleh mempertahankan keinginan sendiri.

Jadi, mari berusaha berpikir sederhana, apa adanya makna. Jangan membuat rumit yang akhirnya malah akan membingungkan…

Hari ini, memang bukan kisah tentang seseorang yang menginspirasi. Melainkan tentang kami sendiri yang terkadang juga bisa menginspirasi.

 

 

#Tantangan10Hari
#Level10
#KuliahBunsayIIP
#GrabYourImagination

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply