Pelajaran terbaik yang kita dapatkan
adalah pelajaran tentang kehidupan
yang langsung kita jalankan.
~ Alifadha Pradana ~
Hari saya kali ini, diawali dengan kesakitan. Setelah semalaman kolik kembali menyerang. Sampai pagi ini pun, gangguannya belum juga reda. Padahal, obat yang biasa dikonsumsi pun sudah saya minum.. Mungkin hari ini memang sudah waktu saya untuk istirahat.
Tapi ternyata, istirahat saya tidak berlangsung lama. Atasan dan beberapa teman Puskesmas menelepon untuk menanyakan penyelesaian tugas yang dibebankan ke saya. Hmmm… Baiklah. Tidak menunggu lama, saya terpaksa sibuk dan berusaha menyelesaikan semuanya, ditengah hunjaman rasa sakit yang masih betah bercokol di perut saya.
Beberapa saat kemudian berlalu.
Selain tugas kantor yang ditanyakan tadi, sesungguhnya saya masih punya banyak list tugas yang menunggu diselesaikan. Termasuk menyelesaikan tumpukan jahitan dan menulis 3 buku yang deadlinenya saya tentukan sampai akhir tahun ini. Mudah-mudahan semua bisa terealisasi. Jika semua buku tadi selesai, maka saya akan menghibur diri dengan mengunjungi pantai. Kalau gagal, saya membuat punishment untuk diri sendiri juga, yaitu memberi makan 40 anak yatim.
Ini strategi saya yang terbaru dalam menyelesaikan target menulis. Menentukan target, memberi reward jika berhasil dan menentukan punishment saat gagal. Karena dalam menulis, tak ada bos yang mengawasi, sehingga memang lebih baik jika saya yang menjadi bos bagi diri sendiri.
Untuk reward atau hadiah, biasalah, pasti sesuatu yang amat saya senangi. Tetapi buat punishment, yang biasanya adalah sesuatu yang saya benci. Namun, kali ini saya membuat seperti tadi. Yamg artinya, meskipun saya gagal, tetap ada kebaikan yang bisa saya berikan…
Gambar : Dokumen Pribadi
Kemudian, malam harinya saya mendapat kesempatan berbagi dalam program pertukaran pelajar ala IIP. Kebanyakan pertanyaan dari peserta di grup tersebut adalah cara membagi waktu antara pekerjaan publik, pekerjaan domestik sekaligus mengerjakan tantangan. Termasuk menyikapi semua tugas itu dengan semangat secara konsisten.
Memang, hambatan utama setiap kegiatan atau pekerjaan adalah konsistensi. Apalagi bila waktu yang tersedia, membuat tidak leluasa melaksanakannya. Sehingga kuncinya memang hanya satu, kita harus kreatif melakukan apa yang menjadi tujuan kita.
Kreatif di sini bisa diartikan banyak hal. Kreatif mencari peluang waktu untuk menyelesaikan semua kegiatan yang sudah ditargetkan. Kreatif memilih antara menyelesaikan atau menyempurnakan. Maksudnya, kita akan menyelesaikannya langsung secara sempurna atau cukup poin-poinnya saja dan kemudian jika leluasa, akan melengkapinya. Dan yang terakhir meski bukan tidak penting, adalah kita melakukannya dengan hati lapang.
Karena, apapun pekerjaannya, jika kita menganggapnya berat, pasti akan berat pula di pikiran dan hati kita. Dan sebaliknya, saat kita memandangnya sebagai aktivitas yang menyenangkan, maka akan terasa ringan lah semuanya. Dan kita akan terkondisi bukan lagi hanya mengerjakan sesuai penugasan melainkan akan melakukan yang terbaik. Mempersembahkan karya terbaik yang kita bisa.
Gambar : Dokumen Pribadi
Jadi, meskipun hari ini diawali dengan kesakitan. Saya tetap mengakhirinya dengan kebahagiaan. Karena tahu, bahwa saya belajar dari guru terbaik. Yaitu kehidupan. Dan memberikan yang terbaik yang bisa saya persembahkan.
Sumber referensi :
– program pertukaran pelajar IIP
– Kumpulan pengalaman pribadi dalam menghayati pembelajaran kehidupan
#tantangan10hari
#level9
#kuliahbunsayiip
#thinkcreative
No Responses