Kehidupan adalah perjalanan panjang
tentang pembelajaran.
Setelah melalui kekecewaan dan kemarahan yang terjadi kemarin, saya mulai berusaha mencari solusi untuk meminimalisir bahkan menghapus ketergantungan Adha akan kehadiran teman-temannya juga untuk lebih meningkatkan lagi kepercayaan terhadap diri sendiri. Sebenarnya saya merasa bersalah juga, karena mungkin saja dengan atau tanpa saya sadari, saya atau suami yang menjadi penyebab anak kami tidak percaya diri seperti itu. Dan itu tidak akan selesai, jika saya hanya berdiam diri bahkan marah terhadap kondisi tanpa berusaha memperbaiki alasan dan latar belakang terjadinya kondisi itu. Menjadi ibu memang takdir, tetapi menjadi ibu yang selalu belajar dan memperbaiki diri, adalah pilihan. Dan saya memang sudah memilih menjadi ibu pembelajar sepanjang usia. Karena sekolah saya adalah kehidupan, sehingga waktu belajarnya pun, seumur hidup…
Karena kemaren Adha mengatakan hanya ingin latihan di hari Minggu saja, dengan alasan ketiadaan fasilitas bola buliter untuk dia berlatih bola, sehingga saya tawarkan untuk membeli nya hari ini. Juga membeli Jersey bola, kaos kaki dan beberapa perlengkapan lain yang saya pikir bisa meningkatkan semangatnya untuk berlatih sepak bola.
Perlengkapan latihan sepak bola untuk Adha
Jadi, Sore tadi saya menjemput Adha di sekolahnya, untuk kemudian bersama-sama mencari perlengkapan yang saya sebutkan tadi. Sepanjang perjalanan saya ajak dia ngobrol,
“Jadi, jangan ada alasan lagi untuk ga latihan ya? Atau masih ada yang jadi hambatan?” Saya bertanya hati-hati mengurai semua masalah.
“Ngga ada, Ma.”
“Trus, besok pengennya Mas, gimana? Mama jemput ke sekolah atau nunggu di lapangan bola aja?” Tanya saya lebih lanjut.
“Ketemuan di lapangan aja, Ma.”
“Yakin…? Katanya kemaren ga apal naiknya dan tempatnya?”
“Udah, mending besok Mama jemput aja di sekolah, sambil Mamas belajar dan mengamati rutenya. Besok-besok baru Mama tunggu di lapangan aja.” Saya berusaha mencari jalan tengah. Bukan tidak mengizinkan Adha membuat kesalahan sebagai proses belajarnya. Tetapi yang saya takutkan, Adha menjadi trauma kalau sampai nyasar sendirian. Lebih baik, mengulang proses pembelajaran. Daripada mendapatkan hasil yang mengecewakan.
Jadi sesuai kesepakatan kami, jam 4 sore esok hari, saya akan menjemput Adha di sekolah, kemudian bersama-sama ke tempat dia latihan sepak bola. Saya akan menunggu selama dia latihan dan pulang bersamanya juga. Semoga, Adha juga bisa menilai kesungguhan saya mendampinginya belajar menjalani kehidupan…
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
No Responses