DAY 5 : MEMAHAMI SITUASI DALAM MEMENUHI KEINGINAN

DAY 5 : MEMAHAMI SITUASI DALAM MEMENUHI KEINGINAN

Menurut Wikipedia, Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Atau bisa disebut sebagai salah satu aspek psikologis yang menggerakkan mahluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha. Sedangkan keinginan bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang dipenuhi seseorang untuk kepuasan.

Sebenarnya perbedaan antara kebutuhan dan keinginan bisa berbeda-beda sesuai kondisi, profesi dan tatanan nilai masing-masing orang. Seorang penjaga toko, dengan pemilik toko tentu saja berbeda yang menjadi kebutuhan dan keinginannya. Begitu juga antara pekerja pemerintah dan swasta, pasti tidak sama.

Bila dilihat dari jenis barang atau ‘sesuatu’ pun, bisa saja disebut kebutuhan dan keinginan sekaligus. Contohnya seperti ini. Kita semua butuh makan, untuk menjaga kelangsungan hidup masing-masing. Makan di sini termasuk kebutuhan. Tetapi, ketika kita memperoleh makanan dengan membeli di restoran mahal dan mewah, atau di rumah makan sederhana pun, termasuk keinginan. Karena pemenuhannya sudah dipengaruhi oleh pilihan individu.

Di keluarga kami, perihal kebutuhan dan keinginan ini, memang tidak terlalu diperhatikan. Karena sepertinya kalau kebutuhan, InshaaAllah sudah terpenuhi. Jadi sebenarnya memang tinggal keinginan. Yang jadi pertimbangan adalah, apakah keinginan ini memang mendesak untuk dipenuhi atau masih bisa ditunda lain kali.

Dan menurut pengamatan saya selama ini, Adha termasuk anak yang jarang memaksakan keinginannya. Artinya, jika dia ingin sesuatu barang, biasanya dia selalu menanyakan, “uangnya ada ga, Ma?” Atau seringnya malah, sebelum meminta apapun, dia terlebih dahulu menanyakan ketersediaan dananya.

Memang patut disyukuri, bila anak kita sudah memiliki konsep seperti ini dalam kepribadiannya. Tugas kita adalah untuk lebih memantapkan lagi konsep ini. Agar ketika dihadapkan pada kondisi harus memilih, anak bisa menentukan prioritas yang proporsional.

Seperti yang dilakukan Adha kemaren. Saat mendampinginya latihan sepak bola, kebetulan saya hanya membawa uang pas-pasan. Selain untuk pelatih dan ongkos, hanya tersisa beberapa ribu saja di dompet saya. Akhirnya, ketika dia minta uang untuk membeli minuman, saya ceritakan situasi yang ada,

“Kamu mau beli minuman apa? Uang Mama cuma tinggal 10 ribu. Kalau kamu beli minuman energi, uangnya mungkin hanya cukup untuk satu botol. Jadi, terserah kamu.” Saya menjelaskan sambil menyerahkan semua uang yang ada. Adha menerimanya dan menuju warung.

 

 

(Sebenarnya sih, saya bisa saja keluar arena latihan untuk ke ATM dan mengambil uang. Tapi ini momen yang bagus untuk melihat sikap Adha terhadap  pilihan)

Akhirnya Adha datang lagi di hadapan saya membawa 1 botol air mineral dan 1 botol floridina orange, sambil menyerahkan kembaliannya.

“Pegang dulu, ya Ma. Buat nanti, kalau Mamas Haus lagi.”

2 botol minuman itu, akhirnya habis diminum saat latihan. Ketika latihan usai, karena masih haus dia meminta lagi uang kembalian tadi dan membeli 2 gelas teh. Dan begitulah. Sepertinya Adha bisa melalui keadaan darurat tadi. Dan ketika di angkot, dia kembali merasa haus, mau tidak mau harus menunggu kami sampai di rumah untuk bisa minum. Karena uangnya memang sudah benar-benar habis, hanya cukup buat ongkos saja.

Dari gambaran di atas saya mengamati, saat situasi darurat, Adha bisa memilih mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhannya adalah minum agak banyak. Jika biasanya ia bebas membeli minuman energi atau susu atau minuman lain sejenis yang harganya relatif mahal, tetapi saat krisis ia memutuskan memenuhi kebutuhannya tanpa terlalu memikirkan keinginannya. Jadi dia lebih memilih kuantitas ketimbang kualitas.

Yang bisa saya simpulkan dari cerita hari ini adalah, bahwa respon kita terhadap keadaan darurat, terkadang mengejutkan. Karena keadaan seperti ini bisa memunculkan potensi tersembunyi yang dimiliki seseorang. Jadi, mungkin sebagai pembelajaran bisa dibuat situasi yang serupa untuk menilai sejauh mana respon kita terhadapnya.

 

#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial

 

 

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply