Adalah cinta yang tak terbatas dan tanpa syarat
Yang selalu kau punya dan limpahkan untuk kamiAdalah doa yang tiada hentidan tanpa pamrih
Yang selalu kau panjatkan dan pintakan untuk kamiAdalah harapan penuh keyakinan dan tak pernah tergoyahkan
Yang selalu kau punya tentang kesuksesan yang kan kami jelang
Duhai ibundaku, tak satu pun kenikmatan duniaYang bisa membalas semua yang kau punya
Hanya doa kesholehan dari kami yang mungkin sedikit bisa menjadi
Pelipur hati suci yang kau miliki.~ Alifadha Pradana (Puisi “Yang Kau Beri”)
Gambar : Infografis Kelompok 4i
Diskusi yang dipandu kelompok 4 di malam ini, bertabur materi cerdas yang membuat hati berbuncah bahagia karena mendapatkan ilmu nan dahsyat bermanfaat. Meskipun tema yang diajukan oleh Kelas Bunda Sayang level #11 ini sama – yaitu tentang Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak, ternyata menghasilkan alur diskusi yang berbeda. Semua terjadi karena setiap kelompok mengambil sisi pembahasan yang berbeda. Saya yakin, di akhir diskusi kelompok ini, kita semua punya pemahaman terhadap fitrah seksualitas dari berbagai sisi. Beruntung sekali kita, ya?
Kelompok 4 i yang membahas tentang peran ibu, bukan berarti menafikan peran ayah. Namun memang di banyak contoh kasus yang terjadi, lebih banyak kesusksesan pada keluarga yang orang tua tunggalnya ibu, ketimbang keluarga dengan ayah sebagai orang tua tunggal. Saya meyakini hal ini sebagai Ke-Maha Besar-an Allah SWT dalam menciptakan sosok ibu yang melahirkan anak-anak sebagai penentu generasi.
Sesi tanya jawab pun berjalan ramai. Tapi, sepertinya hanya membahas 3 pertanyaan. Mungkin karena materi yang diberikan sudah lengkap, menjadikan para peserta diskusi kehabisan pertanyaan… 😉
Ternyata diskusi yang membahas tentang peran ibu sebagai teman belajar ayah, begitu menarik. Karena banyak pengalaman berarti yang terjadi. Memang tidak bisa dipungkiri, bahwa di sebagian besar masyarakat kita, pendidikan menjadi urusan ibu. Padahal, peran sejatinya terletak di bahu sang kepala keluarga. Kerena beliaulah yang seharusnya menentukan visi dan misi keluarga. Namun, kenyataan memang tidak selalu seindah keinginan.
Dan dari diskusi tadi, ada poin yang agak menggelitik keinginan saya untuk berkomentar. Karena, kebanyakan berpendapat bahwa jika sang ayah tidak berperanan sama sekali, akan menimbulkan kegagalan yang sama terhadap anak laki-laki. Jujur, secara pribadi saya tidak setuju dengan pendapat seperti ini. Karena saya banyak kenal para ibu hebat yang berjuang secara single fighter menghidupi anak-anaknya, laki dan perempuan, dan bisa berkembang secara normal bahkan menjadi pribadi dahsyat. Menurut saya, semua memang tergantung pada komitmen dan tanggung jawab ibu, untuk melengkapi kekurangan figur ayah dalam kehidupan anak-anaknya.
Ya, judul diskusi malam ini memang tepat. Peran ibu dalam menjadi teman belajar ayah sungguh penting, bila tidak bisa dikatakan krusial. Sebab, memang para ibu lah yang seringkali punya tugas rangkap, jika peran ayah tak bisa diharapkan. Dan di sinilah seringkali kita lihat, banyak ibu yang menjalaninya dengan kemampuan dan hasil terbaik yang bisa diharapkan. Dan saya percaya, kata ibu yang 3 kali disebut oleh nabi kita sebagai orang yang harus dihormati, adalah bukti bahwa kedudukan ibu memang punya arti.
Sumber Referensi :
1. Pengalaman kehidupan pribadi
2. Diskusi kelompok 4 kelas bunsay Level #11
3. https://sofianaindraswari.com/teman-belajar-ayah-serial-sosok-penting-bernama-ayah-bagian-3/
4 . https://www.mommee.org/kuliah-tematik-sesi-2-ayah-ada-ayah-tiada/
5. Fitrah Based Education, ver 3.0 Harry Santosa, penerbit Yayasan Cahaya Mutiara Timur, cetakan ketiga 31 Maret 2017
6.https://ceritaleila.wordpress.com/2017/05/22/lagi-menyimak-bahasan-fitrah-anak-bersama-ustadz-harry/
7. Fitrah Seksualitas & Fitrah Estetika Anak – Harry Santosa – Millenial Learning Center
8. Materi Kuliah Bunda Sayang IIP
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#LearningByTeaching
No Responses