Cerita tentang Leader Camp

Cerita tentang Leader Camp

Setiap kalian adalah pemimpin,

dan setiap pemimpin

akan dimintai pertanggungjawaban

atas yang dipimpinnya.

~ HR. Bukhari ~

 

Sumber : Dokumen pribadi

 

Ini pertama kalinya Ibu Profesional mengadakan kegiatan yang mengumpulkan para leader dari semua wilayah di mana cabang komunitas ibu profesional berada di seluruh Indonesia dan luar negeri. Bisa dibayangkan betapa meriahnya acara ini.

Alhamdulillah, sejak jauh-jauh hari saya sudah mendapat izin dari suami. Bahkan rencana awal adalah kami berangkat sekeluarga, dengan suami dan anak akan mengikuti acara Daddy Days Out. Tetapi sayangnya, hanya beberapa hari sebelum keberangkatan, keikutsertaan terpaksa dibatalkan, karena beliau ada acara yang tidak bisa ditangguhkan.

Alhasil, jadilah saya berangkat sendiri. Sendiri dalam artian mewakili keluarga kami, sekaligus menyulih Ibu Profesional Cirebon Raya. Meskipun sendiri, ternyata di sana saya tidak pernah merasa sendirian. Semua peserta begitu ramah dan mudah menawarkan bantuan kepada peserta yang lain. Benar-benar keakraban yang menggetarkan hati.

Leader Camp 2018 juga memang merupakan pertemuan akbar pertama para pengurus di Ibu Profesional. Dengan slogan Mandiri – Berdikari – Punya Jati Diri, slogan ini bukan tanpa arti. Karena karakter ini lah yang diharapkan akan menjadi simbol para member Ibu Profesional. Slogan ini juga dapat dilihat dari usaha para calon peserta untuk bisa ikut di ajang bergengsi ini. Ada yang menyisihkan ‘belanja’ nya setiap bulan. Ada yang membuat produk dan menjualnya secara berjamaah bersama pengurus wilayah yang keuntungannya dipergunakan untuk membiayai peserta yang akan berangkat. Ada yang menjualkan produk orang lain, juga secara berjamaah bersama member wilayah untuk membiayai pengurus yang akan berangkat. Jadi, keberadaan peserta di LC ini benar-benar mandiri dan berdikari. Dan itulah yang akan menjadi jati diri kita para member ibu profesional.

Mengikuti LC ini, karena namanya LEADER CAMP, tadinya bayangan saya merupakan pertemuan yang membahas manajemen dan urusan organisasi. Yang, yah… biasanya agak membosankan. Tapi ternyata, suasananya seperti berada dalam ruangan penuh energizer. Semangat tinggi yang tak pernah mati. Rangkaian acara yang ditawarkan memang full inspirasi. Dari acara mengenai pengelolaan komunitas, serba-serbi Ibu Profesional, Expo semarak karya yang menampilkan berbagai produk dan Success Story dari Ibu Profesional berbagai wilayah. Juga ada Class for Friend yang merupakan kelas berbagi dari para member sesuai tema yang dikuasai. Semua menarik, semua meriah. Bikin bingung untuk memilih, karena disampaikan dalam waktu yang bersamaan untuk beberapa tema.

Materi-materi pokok memang tentang manajemen, organisasi dan sekutunya. Namun, karena dibahas dengan bahasa menyenangkan, yang disampaikan oleh founder IP beserta keluarga dan jajaran pengurus pusat Ibu Profesional – Pa Dodik, Ibu Septi, Mba Enes, Mba Ara, Mas Elan, Mba Ikhe, Mba Yessi, Mba Chika, Mba Nesri, Mba Lamia dan masih banyak lagi, yang tidak dapat disebutkan satu persatu – membuat semua peserta antusias mengikuti, jauh dari rasa kantuk. Walaupun terpaksa berkedap-kedip, itu karena hawa Salatiga yang memang sejuk melenakan.

Sebenarnya, menarik untuk menceritakan penyampaian tema yang seringkali membosankan, menjadi bahasan yang powerfull. Namun, dengan sadar diri saya mengakui BELUM BISA menyampaikannya dengan gaya yang sama. (ingat ya, saya tulis BELUM bukan TIDAK, karena penggunaan dua kata ini bisa menimbulkan akhir yang berbeda). Jadi, kita lewati pembahasan tentang poin ini, ya. Lagipula, materi serupa, nantinya akan terus dibahas di level pengurus secara berkelanjutan.

Nah, seperti sudah disampaikan semula, acara Leader Camp ini, memang full inspirasi. Jadi, selain materi-materi utama tadi, masih beragam bahasan menarik lainya yang tersaji di sana. Kita bahas satu per satu ya.

Ada EXPO Semarak Karya yang merupakan ajang pamer sejarah, perkembangan, kekuatan dan cerita sukses masing-masing wilayah lokasi member IP. Benar-benar memperkaya wawasan dan ide. Bagaimana tidak? Di sana kita bisa melihat beberapa wilayah yang telah mampu membuat produk rumbelnya diproduksi secara masal dan dipasarkan melalui KIPMA, sehingga para pesertanya mendapat penghasilan tambahan dan bisa meningkatkan kesejahteraannya. Di EXPO pula kita bisa tertular semangat untuk terus berusaha dan meningkatkan kapasitas diri untuk membawa wilayah masing-masing menjadi lebih baik lagi. Dengan kata lain, di EXPO ini kita bisa belanja gagasan. Banyak ide baik yang bisa dibawa dan dikembangkan juga di daerah masing-masing.

Kemudian Class For Friend, yang murni ajang berbagi ilmu antara sesama member IP. Sebenarnya, tema-tema yang tersedia, menarik semua. Dan kalau saja bisa, ingin saya ikuti seluruhnya. Tapi sayangnya, waktu yang bersamaan antara beberapa tema, membuat saya harus memilih. Jadilah, akhirnya saya pilih kelas Table Manners dan Membuat Bros dari Acrilik.

Jangan berpikir bahwa kelas-kelas ini serius dan rumit, ya. Karena, meskipun temanya memang How to do, namun semuanya berlangsung secara santai dan menyenangkan.

Alasan saya mengambil kelas Table Manners, sederhana. Karena penasaran. Iya. Dari judulnya yang adalah sopan santun di meja makan, membuat saya bertanya-tanya, apa saja aturannya? Dan percaya atau tidak, apa yang disampaikan pembicara dari IP Kalimantan ini, membuat saya tercengang. Betapa tidak? Ternyata aturannya begitu rumit dan merepotkan (ini, hanya berlaku untuk saya pribadi, lho. Bukan untuk generalisasi) Karena, ada standarnya untuk setiap tindakan yang kita lakukan di meja makan formal. Maksudnya jamuan makan, di mana kita diundang secara formal. Sejak meletakkan tubuh di kursi, menempatkan dompet (tas , tidak diizinkan dibawa ke ruang makan formal), memposisikan lap makan (kabarnya, meskipun namanya lap, harganya bisa jutaan lho. Makanya harus hati-hati menggunakannya aga tidak ternoda oleh aktivitas makan kita). Kemudian, cara makan, memegang gelas atau cangkir dan meminumnya, sampai menyelesaikan jamuan makan, semua ada tata krama standar yang diatur secara internasional. Menakjubkan memang. Membuat saya berpikir, jika untuk aturan dunia seperti ini kita sanggup menekadkan diri untuk menaatinya, kenapa untuk aturan agama yang benar-benar untuk kebaikan hidup kita, terkadang masih banyak keberatan di sana sini. Hmmm… kontemplasi dulu…

Selanjutnya, ada kunjungan ke Lebah Putih – ini sekolah alam milik Bu Septi dan Pa dodik. Senang sekali melihat binar-binar di bola mata para siswanya, yang hampir semuanya menjadi pengisi acara hiburan di Leader Camp. Menerima penjelasan mengenai kurikulum dan proses pembelajarannya pun membuat saya berdecak kagum. Betapa sekolah ini benar-benar mendasarkan pada keahlian yang wajib dimiliki sebagai seseorang yang akan menjalani hidup. Bukan ilmu di awang-awang yang hanya membuat banyak orang kebingungan dan antipati.

Lalu sowan ke rumah keluarga Pa Dodik – Bu Septi. Benar-benar kediaman yang menggambarkan para change maker. Semua ruangan punya makna, beberapa di antaranya malah dibebaskan untuk siapa saja bisa masuk. Di sini saya jadi bisa membayangkan saat Ibu membawakan kuliah umum materi tentang Keluarga Multimedia. Juga waktu penyelenggaraan wisuda online. Padahal hanya meja dengan perangkat PC dan audionya lho. Tapi efeknya tak terbayangkan…

Sebenar nya acara terakhir adalah Team Building. Tapi, berhubung suami ada tugas mendadak keluar kota, dan sudah menjadi komitmen kami untuk tidak membiarkan anak sendirian di rumah, (walaupun sudah agak besar dan sudah bisa ditinggal sendiri), saya terpaksa pulang sebelum acara selesai. Tapi saya tahu, meskipun tidak mengikuti leader camp sampai selesai, jiwa dan semangat LC sudah menular ke saya. Karena sejatinya semangat, seperti kebaikan dan kesabaran, tidak bisa dibagikan, melainkan ditularkan. ☺👍

Memang rugi rasanya untuk mereka yang tidak berkesempatan menghadiri acara LC. Namun, jangan patah semangat. Karena tahun depan rencananya akan ada kegiatan serupa di lokasi yang lebih dekat dari rumah. Semoga, kesampaian bisa ikut lagi…

Nah, itu lah cerita saya tentang Leader Camp ala Ibu Profesional. Semoga cerita ini bisa menularkan jiwa dan semangat BERBAGI dan MELAYANI termasuk semangat MANDIRI – BERDIKARI dan PUNYA JATI DIRI kepada para pembaca blog ini, khususnya mereka yang tergabung dalam komunitas Ibu Profesional ini. Semoga keberadaan kita, bisa memberi manfaat sebesar-besarnya kepada umat. Dan semoga Allah SWT memberi kemudahan dan kekuatan kepada kita semua untuk mewujudkannya. Aamiin… 🙏

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply