Keluarga adalah unit terkecil yang bisa Kita andalkan untuk mengembangkan kepribadian anggotanya termasuk meningkatkan kualitas keterampilan dasarnya masing-masing. Dan itu merupakan tanggung jawab bersama antar anggota keluarga.
~Alifadha Pradana~
Sudah Hari ke-19. Harusnya keterampilan yang dilatih sudah mulai masuk ke pikiran bawah sadar. Yang nantinya akan menuntun Kita untuk melakukannya bahkan tanpa dipikir.
Jadi, sebenarnya tidak terlalu masalah, apakah badge pencapaiannya satisfactory, very good atau excellent. Karena pemberian ketiga badge bisa diartikan konsistensi yang dilakukan sudah cukup baik. Berarti pula, secara tidak langsung otak bawah sadar kita sudah merekam konsistensi tadi. Sehingga nantinya, meskipun tidak direncanakan, perilaku yang dilatihkan tadi akan otomatis dilakukan.
1. Tantangan Konsistensi Manajemen waktu
Hari ini seharusnya libur, karena instansi tempat Saya bekerja, memberlakukan 5 Hari kerja. Tapi tidak untuk Kali ini. Selain mendampingi putra tercinta yang sedang menempuh ujian sekolah secara online, Saya sebagai seorang epidemiolog, menghadiri pertemuan yang diselenggarakan ikatan epidemiolog kabupaten, guna menggagas rekomendasi yang bisa disampaikan kepada pembuat kebijakan sebagai tindak lanjut menangani Covid-19 sesuai karakteristik penyakitnya.
Memang, untuk kegiatan yang tercantum di jadwal berdasar kandang waktu, ada sebagian aktivitas yang tidak dilaksanakan. Namun, tidak termasuk area yang butuh perbaikan ya. Karena kegiatan yang dilakukan setiap Hari Sabtu sebenarnya merupakan kegiatan bebas menyangkut keterlibatan dalam beberapa komunitas dan organisasi. Jadi mengikuti pertemuan tadi, masih termasuk sesuai jadwal. Sehingga badge satisfactory masih cukup menjadi bonus yang memadai.
2. Tantangan Komunikasi Produktif
Berbeda kondisinya dengan pencapaian dalam komunikasi produktif. Sebagai tindak lanjut pengamatan saat mendampingi anak ujian, Saya merasa ada hal yang terputus yang seharusnya berkembang dalam dirinya. Sehingga Saya memutuskan untuk me-recovery-nya.
Tidak mudah ya, menyampaikan ide tentang perbaikan diri kepada abege. Sebab seringkali mereka punya konsep diri yang tinggi yang sulit untuk menerima intervensi orang dewasa. Meskipun orang dewasa itu orang tua sendiri. Tapi, bersyukur dengan kedekatan kami, Saya bisa menyampaikan ide ini tanpa menimbulkan emosi yang tidak perlu. Kuncinya hanya membuatnya sadar bahwa memang dia membutuhkan perbaikan itu.
Sehingga tanpa banyak keluhan, putra tercinta bersedia mengikuti rencana perbaikan tadi yang akan berlangsung selama 5 Hari. Buat Saya sendiri, ini memang masuk proyek tantangan dalam rangka menyiapkan diri menjadi WI Bunda Sayang.
Nah, dari aktivitas di atas, tampak kan, kalo pelaksanaan komunikasi produktif hari ini berlangsung cukup baik. Jadi, pantes juga kan kalo dianugerahi badge very good.
3. Tantangan Manajemen Emosi
Begitu juga dengan aktivitas manajemen emosi. Sebab ada sedikit kejadian yang agak bikin baper, yaitu saat sedang menyampaikan pada anak, bahwa dia butuh perbaikan dalam satu pelajaran yang memang punya akses jangka panjang menjalani hidupnya nanti.
Saya bilang agak baper, karena meski sebagai orang tuanya, Saya tidak bisa menduga penerimaanya terhadap ide ini. Bisa jadi akan diterimanya sebagai intervensi yang wajib ditolak.
Tapi, syukurlah. Tak ada pertengkaran yang terjadi. Karena Saya menyampaikannya dengan penuh kasih, semata-mata berpihak pada kepentingannya, sehingga dia menerima ide perbaikan tadi dengan besar hati.
Jadi, cukup pantes, ya kalo Saya menganugerahi diri sendiri dengan badge very good.
Nah, itu pencapaian tantangan Saya hari ini. Semoga pencapaian kamu pun sama membahagiakannya ya.
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
Referensi :
- Materi Bunda Cekatan
- Canva Dan PicsArt
- Pengalaman sendiri
No Responses