Terkadang menutup telinga terhadap suara-suara dari luar, lebih baik dilakukan, untuk menjaga kemurnian jiwa dalam melakukan semua yang berdasar value Kita, adalah benar. Yang boleh jadi tidak sesuai dengan pendapat mereka.
~Alifadha Pradana~
Hari ini seharusnya masih jatah Saya untuk WFH. Tapi, seperti biasanya, tergantikan oleh tugas yang lain, sebagai anggota Tim Gerak Cepat Pengendalian Covid-19 Kabupaten. Karena Majalengka makin harus waspada terhadap penularan Covid-19, dengan makin bertambahnya orang yang berisiko.
Jadi, meskipun bayangan “di rumah saja” jauh lebih menyenangkan, Saya tetap memilih bertugas, sebagai tanggung jawab terhadap diri sendiri maupun kepada Sang Pemberi Hidup. Karena Saya yakin, Dia pula yang sudah mengarahkan Saya hingga di posisi ini sebagai misi hidup pribadi Saya di dunia.
Karena gagal WFH, seharusnya jadwal saya tetap mengikuti agenda rutin berdasarkan kandang waktu. Namun ternyata harus mengikuti agenda darurat. Di mana sebagai seorang Tim TGC, Saya mempunyai tugas yang harus dilaksanakan. Yang semoga, tidak membuat kelelahan tingkat dewa yang akan membutuhkan banyak waktu pula buat me-recovery-nya.
Dan inilah review refleksi tantangan Saya hari ini.
1. Tantangan Konsistensi Manajemen waktu
Saya tidak bisa mengikuti jadwal secara penuh. Namun untuk poin indikator tujuan, Alhamdulillah sudah tercapai. Yaitu sholat tepat waktu dan menulis. Meskipun tulisan yang Saya buat masih sekitar menyelesaikan jurnal ini. Bukan untuk menyelesaikan buku tunggal. Sebab itu lah Saya hanya memberi badge satisfactory.
2. Tantangan Komunikasi Produktif
Hari ini ada pesan berat yang harus Saya sampaikan ke suami, untuk mendapatkan izin beliau lebih dahulu, yaitu kunjungan ke RS di Majalengka, Cirebon dan Jakarta. Untuk RS di Majalengka dan Cirebon, diizinkan. Tapi tidak untuk ke wisma atlit yang dijadikan RS Rujukan pasien Covid-19. Karena resikonya terlalu tinggi.
Menyampaikan pesan seperti ini, merupakan tantangan besar buat Saya. Karena di satu sisi, sebagai seorang profesional Saya terikat tugas dan tanggung jawab. Namun di sisi lain, Saya tidak bisa juga mengesampingkan keberatan suami begitu saja.
Jalan keluarnya adalah, Saya melakukan dua poin indikator tantangan ini, yaitu kemampuan mendengarkan dan berempati terhadap keberatan suami. Dan Saya berhasil melakukannya. Sehingga berani pula memberikan badge excellent untuk pencapaian Hari ini.
Congratulations…
3. Tantangan Manajemen Emosi
Begitu juga yang terjadi untuk manajemen emosi. Saat menyampaikan pesan berat tadi, harapan Saya adalah mendapatkan izin penuh untuk melakukan semuanya. Dengan hasil berbeda dari harapan, tentunya agak membuat kecewa. Namun karena Saya sudah berhasil melakukan komunikasi produktif yang terbaik, Saya juga berhasil mengelola hati untuk bisa menerima hasil yang berbeda tadi. Jadi, itulah alasan Saya memberi diri sendiri badge excellent dalam pencapaian tantangan Manajemen emosi Hari ini.
Bravo…
#tantangan30hari
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
Referensi :
- Materi Bunda Cekatan
- Canva Dan PicsArt
- Pengalaman sendiri
- http://www.wisdomquotesandstories.com/never-make-yourself-feel-nothing/
No Responses