Berhasil menyelesaikan puasa bukan berarti sukses meninggalkan gangguan jika puasa tidak disertai pemahaman dan praktek berkelanjutan.
~Alifadha Pradana~
Ini memang puasa pekan keempat. Berarti jadwal puasa terakhir di tahap kepompong kelas Bunda Cekatan IIP. Kemarin ibu dan Pa Dodik pun sudah menjelaskan tentang maknanya, mengenai berlebaran setelah proses puasa berakhir.
Proses terbaik bukan yang bertebaran badge very good dan excellent tanpa memahami kenapa mendapatkannya. Tetapi justru apa pun badge yang disematkan, Kita memahami esensi pencapaiannya
Jujur atau tidak kitalah yang tahu. Namun memang tidak penting untuk mencari tahu. Yang penting adalah terus melanjutkan puasa atau melakukan tantangan tanpa beban tugas. Melainkan kesadaran diri sendiri yang ingin meningkatkan kualitas.
Dan Karena ini puasa pekan keempat, Saya menambah satu lagi kebiasaan buruk yang mengganggu yang ingin Saya tinggalkan. Kali ini mengganggu untuk bonding keluarga.
Yuk, Kita lihat bagaimana penerapannya
Puasa untuk menghilangkan gangguan dalam manajemen waktu makin berjalan lancar. Saya makin terbiasa menepati jadwal yang sudah dibuat. Hasilnya, meninggalkan kebiasaan menonton tivi di luar jadwal lebih mudah dilakukan jika sudah semakin terbiasa melakukan. Artinya durasi Kita berpuasa tetap berpengaruh besar dalam mendukung keberhasilan.
Jadi, meskipun tahap kepompong sudah rampung, Saya akan berkomitmen untuk terus melakukan puasa ini. Karena dengan menghilangkan satu gangguan dalam manajemen waktu, akan membuat jadwal yang lainnya pun menjadi teratur juga.
Menepati jadwal ibadah dan istirahat pun sama esensinya dengan memberi masing-masing bagian, porsi sesuai jatahnya. Kebiasaan menunda sholat atau istirahat benar-benar berpengaruh terhadap jadwal, juga dengan kondisi kesehatan tubuh. Karena tak ada satupun tubuh yang sanggup bekerja terus menerus tanpa istirahat.
Jadi, terus melanjutkan puasa untuk poin ini, penting buat Saya jika ingin seimbang dalam berbagai peran yang diambil.
Trauma memang bisa menjadi shock therapy untuk bisa meninggalkan kebiasaan buruk. Tapi, jika tidak hati-hati tetap dapat memberikan efek buruk juga terhadap diri sendiri.
Jadi, nasehat Saya untuk diri sendiri, ‘biasakan untuk berpikir dahulu sebelum menentukan sesuatu, entah itu mengambil keputusan atau melakukan tindakan”
Semoga dengan begitu, Saya akan terbiasa melakukan clear and clarify dulu terhadap hal-hal yang berkaitan, sebelum melakukannya.
Ini gangguan baru yang ingin Saya hilangkan.
Backstory nya, ketika Saya asyik mengerjakan sesuatu, sering tak sadar dengan waktu dan sekeliling. Sehingga terkadang mengabaikan banyak hal. Panggilan ibadah dan istirahat menjadi salah satunya. Kemudian, komunikasi dengan keluarga, merupakan salah berikutnya.
Jujur, anak dan suami beberapa kali mengeluhkan tentang ini. Dan Saya, dengan gampangnya meminta maaf. Untuk kemudian lupa dan melakukan lagi. Jangan dicontoh, ya
Itulah alasan Saya melakukan puasa ini.
Dan ternyata, mujarab!
Begitu otak mencatat bahwa Saya ingin meninggalkan kebiasaan “lupa menghubungi keluarga” membuatnya menyusun alarm pengingat, sehingga langsung mengingatkan bahwa Saya harus menghubungi mereka tiap jam istirahat dan sebelum berkunjung ke tempat lain ketika pulang.
Begitulah, sepertinya memang harus seperti itu untuk menguatkan ingatan Saya. Jadi, terima kasih Bunda Cekatan. Terimakasih IIP. Semoga bersamamu Saya bisa menjadi the new of me yang lebih kemilau kebermanfaatannya. Aamiin…
#puasapekankeempat
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
Referensi
- Canva dan PicsArt
- Pembelajaran Bunda Cekatan IIP
- Pengalaman pribadi
- https://www.kabarmakkah.com/2016/10/saudaraku-perbaikilah-jadwal-sholatmu.html
- Buku Lorong Waktu karya Monde Ariezta
No Responses