Berfikir sebelum bertindak adalah bijaksana. Sebab sekali salah dalam bertindak maka 1000 sesak pun tak berguna.
~Anonim~
Tidak terasa sudah pekan kedua. Dengan keadaan yang berubah serba cepat ini, membuat Saya lagi-lagi menjadi Cinderella yang menyetor tugas di detik-detik terakhir. Meskipun seharusnya, dengan puasa yang Saya lakukan, saat terakhir buat Saya adalah sejam lebih dulu.
Jujur, saat ini saya oleng. Membayangkan tuntutan tugas dari setiap peran yang Saya ambil, yang qodarullahnya, akhir-akhir ini kerap berbarengan.
Dua kubu baik dan buruk dalam diri Saya pun tak ketinggalan, saling berargumentasi mengemukakan alasan yang bertolak belakang. Yang satu menyemangati supaya jangan menyerah, dan berusaha mencari solusi supaya semuanya tertangani dengan baik. Sementara yang lainnya, mengingatkan tentang keterbatasan diri dan menyatakan bahwa boleh saja mengabaikan berapa tugas, supaya kewajiban utama tidak tertinggal.
Manusiawi sih, dan kadang menggoda.
Tapi, beberapa tahun menjadi bagian dari Ibu Profesional membuat saya tidak pernah membuat alasan untuk mengabaikan tugas dan tanggung jawab yang sudah diambil. Pun bahwa sesungguhnya tidak ada hambatan atau masalah, melainkan tantangan yang hanya bisa ditaklukkan oleh mereka yang mampu.
Jadi, tentu saja Saya merasa mampu menaklukkan setiap tantangan yang ada. Karena semua ada solusinya.
Untuk tugas jurnal yang intens? Mudah saja. Karena tidak Ada yang tidak boleh kecuali yang dilarang. Sementara tidak terlarang untuk menyetor tugas puasa dan tantangan hanya dalam bentuk flyer, tanap narasi. Yang penting refleksi pencapaian sudah tampak dalam Gambar yang tersaji. Sebab menyusun narasi yang baik, meski hanya untuk menjelaskan rincian tugas, tetap butuh kejernihan pikiran yang kadang tidak didapatkan saat galau menghadapi deadline.
Bolehkah? Boleh saja. Versi awal jurnal ini adalah tanpa narasi. Dan saat ini sedang Saya tuliskan kisahnya. Tapi untuk teman-teman yang memang memiliki waktu memadai, mengerjakan tugas secara sempurna, tetap lebih baik.
Nah, puasa pekan kedua saya mengambil lagi satu Gangguan yang akan dihilangkan. “Tuh kan. Pantesan keteteran, ngambilnya aja beberapa, tidak hanya satu”. Mungkin ada yang berkata seperti itu. Mungkin benar. Tapi jika Saya bisa berpuasa untuk berlatih meninggalkan beberapa kebiasaan yang tidak mendukung komitmen Saya terhadap manajemen waktu, kenapa engga. Toh waktu dan kesulitan melaksanakan 1 dan 2 puasa, tidak jauh berbeda.
Jadi, kembali lagi ke puasa Saya, di pekan kedua ini Saya tambahkan untuk berpuasa tidak melakukan kegiatan kecuali sholat, ketika adzan mengumandang. Dan tidak mengerjakan hal selain tidur, saat waktu tidur telah tiba. Karena Saya pernah membaca, jika ingin hidup Dan jadwal kita teratur, maka perbaiki shalat supaya tepat waktu. Di buku lain tercantum nasehat untuk memberi semua yang Kita punya sesuai hak nya. Tidak terkecuali diri sendiri. Sehingga memenuhi kebutuhan tubuh untuk relaksasi dan istirahat juga wajib hukumnya jika ingin jadwal hidup kita teratur.
Begitulah, Saya putuskan melakukan 2 jenis puasa mulai pekan kedua ini. Dan di bawah ini Ada kisahnya di masing-masing puasa yang Saya lakukan.
Untuk puasa tidak nonton tivi, bukan perkara sulit saat tidak berlaku WFH. Sebab saat saya di rumah, memang pas waktu untuk memanjakan diri dengan membaca atau nonton tivi. Jadi, tidak heran jika badge yang Saya kumpulkan hanya berkisar 2 warna teratas yaitu very good dan excellent.
Tentang excellent, meskipun Saya tidak kerap memberi diri sendiri badge ini, namun ketika saya melakukan hal Istimewa, rasanya wajar saja jika diapresiasi dengan badge ini. Dan keistimewaan pekan ini adalah ketika Saya mampu meninggalkan acara nonton tivi yang sangat disuka tadi, untuk aktivitas yang lebih urgent. Jadi, pantas Kan dianugerahi badge excellent karena telah mampu mencapai level yang lebih tinggi dengan meninggalkan dibanding melakukannya sesuai jadwal.
Puasa yang kedua adalah untuk tidak melakukan kegiatan selain sholat dan istirahat juga tidur, ketika waktunya tiba. Sekilas terkesan mudah ya. Namun ternyata butuh kebulatan tekad untuk melakukannya. Terutama saat pekerjaan terkait tanggung jawab Saya sedang ditunggu hasilnya.
Begitupun dengan tidur. Meskipun Saya termasuk yang mudah tidur jika menyentuh bantal. Tapi tetap sulit dilakukan ketika beberapa deadline memenuhi pikiran, atau saat sebuh ide tulisan atau how to sesuatu, melintas dalam angan. Keduanya sangat sulit diabaikan meskipun jadwal tidur dan istirahat sudah berlaku. Jika Itu terjadi, biasanya saya tetap memejamkam mata. Dan walaupun pikiran tetap berputar-putar, biasanya akan membuat Saya tertidur juga.
Jadi, itu cerita tentang puasa Saya di pekan kedua. Bagaimana dengan kamu? Semoga sama serunya ya…
#puasapekankedua
#kelaskepompong
#bundacekatan
#institutibuprofesional
Referensi
- Brainy quote
- Canva dan PicsArt
- Pembelajaran Bunda Cekatan IIP
- Pengalaman pribadi
- https://www.kabarmakkah.com/2016/10/saudaraku-perbaikilah-jadwal-sholatmu.html
- Buku Lorong Waktu karya Monde Ariezta
No Responses