ALIRAN RASA MATEMATIKA DI SEKITAR KITA

ALIRAN RASA MATEMATIKA DI SEKITAR KITA

Inti dari matematika adalah

untuk tidak membuat hal-hal sederhana menjadi rumit,

tetapi untuk membuat hal-hal rumit menjadi sederhana.

~ S. Gudder ~

 

Pertama kali menerima materi tentang matematika logis, saya sudah terkagum-kagum. Karena baru menyadari, betapa selama ini pikiran saya begitu picik, yang menganggap matematika itu rumit. Yah… sebenarnya bisa dimaklumi. Selama ini saya belajar matematika hanya di sekolah. Yang terkadang mempelajari sesuatu yang belum atau tidak perlu sama sekali, seperti differensial dan integral. Jadi, meskipun di kelas-kelas awal saya menikmati pelajaran matematika yang cukup menyenangkan, karena kemudahan dalam memahaminya. Namun, ketika SMA, saat materi mengerikan tadi mulai dipelajari, matematika mendadak menjadi pelajaran yang menyeramkan, karena menyumbang warna merah di rapor bayangan. Itulah satu-satunya masa, nilai rapor saya menyedihkan.

Karena kegagalan di waktu itu, untuk masa-masa seterusnya, perasaan yang sama selalu saya rasakan terhadap matematika. Artinya, matematika tidak hanya sesederhana kabataku, melainkan serumit differensial dan integral.

Memang seharusnya tidak seperti itu. Tetapi, lagi-lagi sistem pengajaran yang sama saat kuliah dalam mempelajari statistik, yang dibuat rumit oleh salah satu dosen pengampunya, membuat matematika masih menjadi pelajaran yang rumit untuk saya.

Karena itulah, saat menerima materi matematika logis ini, saya merasa disadarkan tentang sifat asli matematika yang sebenarnya sederhana. Dan bahwa belajar matematika sebenarnya sama seperti mempelajari kehidupan. Karena dalam setiap sisi kehidupan kita, selalu ada matematika di dalamnya.

Matematika sesederhana kabataku.
gambar : http://gzali.baqa.edu-haifa.org.il/home/ktofd

 

Dan sayangnya, anak dan suami juga punya pemikiran yang sama. Dan menurut saya, inilah kesalahan yang dilakukan sistem pendidikan kita. Karena memberikan tidak hanya materi-materi yang dibutuhkan. Tapi juga pelajaran lain yang tidak jelas kegunaannya.

Namun, 17 hari menjalani tantangan matematika logis ini, walaupun tidak secara antusias diikuti Adha (ini mungkin kesalahan saya dalam menyampaikan maksud tantangannya), tetap memberikan kesan sesuai tujuannya. Yaitu, bahwa matematika itu sederhana dan masuk akal. Dan selalu ada di sekitar kita. Jadi, dengan tantangan ini, matematika dikembalikan kepada makna awalnya, yaitu sesederhana kali-bagi-tambah-kurang.

Hmmm… Benar-benar mencerahkan…

 

 

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply