Meski tak penting kita termasuk tipe yang mana, dari sebuah profesi. Namun mengetahui tipe ini bisa membantu banyak. Terutama dalam menentukan tujuan dan cara melakukan pekerjaaannya.
~Alifadha Pradana~
Sumber Gambar : Modifikasi Sendiri menggunakan PicsArt
Edisi Cipta Menu ke-3 merupakan tugas paling sederhana menurut Saya. Karena Kita hanya ditugaskan untuk mendefinisikan ingin menjadi fasilitator seperti apa nantinya. Atau dengan kata lain menyusun target sebagai fasilitator secara SMART. Terkesan mudah, ya? Namun nyatanya Saya gagal di awal.
Kok, bisa?
Iya. Sebab jawaban Saya di atas, meski tampak bagus, sulit diukur. Bagaimana Saya menemukan potensi peserta? Seperti apa caranya? Bagaimana meningkatkannya? Sampai kapan? Seumur hidup Saya, akan mendampingi peserta, begitu?
Hehehe. Terlihat, kan? Bahwa tugas yang terkesan sederhana bisa jadi njelimet jika Kita tidak paham esensinya.
Jadi, Saya mengakui bahwa saya belum memahami esensi pertanyaan tadi? Jujur, memang itu yang terjadi. Meski piawai merangkai dan memainkan kata-kata (boleh, agak lebay dikit, ya) ternyata, Saya belum sungguh-sungguh memahami konsekuensi dari kata yang menggambarkan sebuah mandat.
Ih, njelimet banget ya.
Iya. Filosofinya sebuah kata bisa mengandung banyak hal. Dalam hal makna pun, dia punya makna tersurat dan tersirat. Termasuk konsekuensi yang dituntut darinya.
Dan karena tugasnya adalah merangkai kalimat sehingga menjadi satu tujuan Saya sebagai fasilitator menggunakan metode SMART, Saya seharusnya paham dulu mengenai SMART, supaya bisa menyusun kalimatnya dengan benar.
Apa, sih SMART itu?
Smart adalah salah satu dari sekian banyak cara dalam menentukan target atau tujuan. Metode yang pertama kali ditemukan oleh pebisnis Amerika di tahun 1800-an dan dipopulerkan oleh George T. Durant sejak tahun 1981 (Wikipedia) ini masih relevant hingga sekarang.
SMART merupakan singkatan dari Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time-bond.
Specific artinya target harus jelas, clear dan dapat kita pahami agar tidak kehilangan fokus saat menjalankannya. Gunakan bahasa manusia, bukan bahasa dewa yang mengawang-awang indah dan ideal didengar telinga.
Measurable maksudnya target yang ingin dicapai, terukur dan sesuai kemampuan kita untuk mencapainya.
Achievable, maknanya bisa diraih atau dicapai. Sehingga buat target yang realistis.
Relevant, siratannya sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan pencapaian target.
Time-bond, tafsirannya adalah memiliki jangka waktu yang jelas, akan dicapai dalam berapa lama.
Jadi, jelas ya, target yang Saya buat di atas, masih belum SMART. Sebab belum jelas definisi pencapaiannya, bahasanya masih mengawang-awang dan tidak mempunyai jangka waktu yang jelas.
Karena Saya diberi kesempatan untuk memperbaiki, maka saya ubah target tadi menjadi :
Nah, tampak perbedaannya, kan?
Memang, keterampilan menentukan target ini akan semakin lancar dan otomatis, saat kita sering melakukannya.
Jadi, keraplah membuat proyek-proyek kecil, baik yang akan dilaksanakan sendiri maupun dikerjakan bersama keluarga. Dan tentukan target menggunakan metode SMART sesuai penjelasan di atas. Niscaya Kita makin mudah merumuskannya.
Semangat, ya
👍👍👍
#ciptamenupekanketiga
#AFIIPBatch1
#bahagiameremedialdiridenganmenjadifasilitator
#institutibuprofesional
Referensi :
- Materi dan diskusi kelas AFIIP batch #1
- Diskusi materi ke-3 AFIIP batch #1 IIP
- Pengalaman dan Pembelajaran Pribadi
- Tugas AFIIP Batch #1
- https://en.m.wikipedia.org/wiki/SMART_criteria
No Responses