Ada banyak cara menghasilkan uang.
Namun, bila melakukannya dengan menyenangkan, kita seolah-olah tidak bekerja,melainkan mengerjakan hobby dan kesenangan yang dibayar.
~ Alifadha Pradana ~
Sesuai dengan jadwal yang buat, hari ini kami memperbaiki konsep-konsep mengenai penghasilan, belanja dan harta. Ternyata dari beberapa hari melakukan pemantauan, remedial dan rekonstruksi, tidak terlalu sukar berkomunikasi dengan Adha. Malah sepertinya saya harus meng-upgrade diri agar bisa ‘berbahasa’ yang sesuai dengan gayanya. Dan itu satu hal yang cukup menyenangkan untuk dilakukan. Karena berarti selalu dinamis dan berubah.
Kalau mengenai penghasilan, beberapa waktu lalu saya sempat dibuat kaget saat Adha tiba-tiba bertanya pada saya,
“Ma, tolong lihatin di rekening dong, ada kiriman uang, ga?” Tanyanya mengagetkan saya.
“Di rekening siapa?” Saya balik bertanya
“Ya, rekening Mama lah.”
“Emang, siapa yang ngirim uang?”
“Ng… Video telolet Mamas Kan banyak yang lihat dan like. Kata Faiq nanti dibayar.” Adha menjelaskan situasinya membuat saya tersenyum. Mungkin dia berdasarkan informasi temannya, menganggap bahwa videonya yang di-like banyak orang, bisa menghasilkan uang. Tidak salah juga sih, cuma kurang tepat.
Akhirnya, saya menjelaskan proses sebuah video yang diupload di YouTube bisa menghasilkan uang. Bukan dari videonya sendiri, tetapi dari iklan yang dipasang di sana. Sambil menjelaskan, tak lupa saya tawarkan pada Adha untuk serius mempelajari teknologi ini, agar bisa dikembangkan sebagai salah satu sumber penghasilan. Namun, Adha masih enggan melakukannya. Mungkin karena dia masih ragu akan peluang keberhasilannya.
Kemudian, chemistry Adha menurut analisa cetakan finger print nya, sepertinya memang terkait dengan uang. Dan hasil pengamatan saya selama ini pun, dia memang agak telaten dan cerewet kalau berhubungan dengan uang. Uang bekal yang saya berikan setiap hari, biasanya tersisa dan langsung disimpannya di celengan kaleng. Kalau saya belanja bulanan, dia selalu menanyakan berapa uang yang saya habiskan. Dan keningnya akan langsung berkerut, bila saya menyebutkan jumlah yang menurutnya terlalu besar.
Begitu pun jika saya beraktivitas di luar pekerjaan publik saya, baik aktivitas menulis, WA, kegiatan bersama komunitas IIP dan banyak aktivitas lainnnya, dia juga akan cerewet menanyakan,
“Dapat duit, ga?” Begitu biasanya pertanyaannya.
“Apanya?”
“Iya, kalau mama ikut kegiatan itu, bisa dapat uang, ga?” Tanyanya lebih detil.
Saya sering mengerutkan kening, jika dia menanyakan seperti ini. Kok matre benget ya, anak saya? 😃 Tapi sebenarnya sudah benar dia punya tujuan atas setiap kegiatannya. Meskipun tidak semua harus berupa materi.
Jadi, tugas saya berikutnya adalah berbagi pemahaman bersama Adha, bahwa meskipun setiap kegiatan yang kita laksanakan harus bertujuan. Namun, tidak semuanya berupa uang atau materi. Bisa saja hasilnya adalah kemampuan yang makin cemerlang, karena selalu terasah. Atau juga networking atau jaringan pertemanan yang makin meluas.
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
No Responses