Peace is the beauty of life.
It is sunshine. It is the smile of a child,
the love of a mother, the joy of a father,
the togetherness of a family.
It is the advancement of man,
the victory of a just cause,
the triumph of truth.
~Menachem Begin~
Read more at: http://bit.ly/2nHQULl
Jumat ini, Adha selesai mabbit. Menurut informasi wali kelasnya, dia akan pulang jam 10.00 WIB. Tadinya, suami yang akan menjemput dan mengantarnya ke rumah. Namun, ternyata ART kami berulah lagi dan sudah pulang pagi-pagi tadi. Sehingga berarti anakku akan sendirian di rumah. Sebenarnya aku tidak tega. Tapi pekerjaan di kantorku juga tak bisa diabaikan begitu saja. Akhirnya, aku dan suami sepakat menyerahkan keputusannya kepada Adha, apakah ingin ikut aku ke kantor atau tinggal di rumah sendirian. Syukurlah, ternyata putraku itu memilih tinggal di rumah meski sendirian. (Sebenarnya aku pengen upload foto Adha pas di rumah dengan pakaian tidur, tapi anakku menolak dengan keras. Jadi, batal lah…☺)
Hari ini, karena padatnya pekerjaan, aku terpaksa pulang sore. Kulihat anakku sedang main bola di jalan depan rumah. Karena setelah jam kerja sampai waktu Maghrib adalah me time untukku beristirahat dan menulis, jadi, kubiarkan Adha bermain bersama sahabatnya.
Sorenya, setelah mandi dan sholat Maghrib, kami menggelar Family Forum. Aku menanyakan checklist membaca pada Adha.
“Hari ini, udah baca apa, Mas” aku bertanya hati-hati.
“Baca IPA. Beneran.” Jawabnya singkat.
“Checklisnya udah diisi, belum?”
“Malas, ah.” Adha mengeluh pendek.
“Lho, kan Mamas sendiri yang minta. Dan menurut Mama bisa ngebantu memahami apa yang kamu baca. Juga ngebantu kamu belajar fokus dan jujur menceritakan apa yang kamu kerjakan.” Aku menjelaskan panjang lebar.
“Ya, udah, nanti Mas isi.” tutupnya pendek.
Aku menutup mulutku yang tadinya ingin menasehati panjang lebar. Biar saja kalo dia memang malas untuk mengisi checklist yang sudah diusulkannya sendiri. Karena
Kemudian aku melemparkan wacana yang memang sedang kami pertimbangkan, yaitu memberhentikan ART yang sudah lama bekerja di rumah. Meski sebenarnya ngga tega, tapi daripada mengganggu kenyamanan, sikapnya yang makin hari kian tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan waktu kerjanya, membuat kami memutuskan untuk melepaskan dia. Memang sudah terbayang, tambahan pekerjaan yang harus dilakukan. Namun dengan kerjasama, aku yakin kami bisa mengatasinya. Dan berarti ini bisa menjadi proyek kami berikutnya, yaitu
Berlatih Mandiri tanpa ART.
Sumbet sharingdisini.com http://bit.ly/2nDURz4
Aku mulai menyusun daftar aktivitas yang harus kami lakukan, yaitu menyapu-mengepel, mencuci piring, mencuci baju dan menyetrika. (kalo memasak, memang selalu pekerjaan ku, meski ada ART). Kami tawarkan kesempatan memilih pertama kali, kepada Adha. Dia memilih untuk mencuci piring. Setelah itu suami memilih menyapu-mengepel dan mencuci. Aku tertawa kebagian aktivitas terberat dari pekerjaan rumah tangga. Tidak apa lah. Kalaupun setelah kami lakukan, ternyata malah lebih banyak mudharat nya, kami bisa mencari lagi ART yang lain.
Sudah dulu tentang proyek terbarunya ya, sekarang balik lagi menceritakan tentang perkembangan pelaksanaan Family Project Misi Sukses UN Mas Adha. Sampai hari kesembilan ini, masih terus dilaksanakan subproyek-subproyek yang sudah disusun. Hanya saja, karena kesibukanku di kantor, sampai hari ini aku belum bisa menyusun metode pembelajaran yang cukup menyenangkan buat Adha. Sepertinya aku harus mengalo-kasikan waktu secepatnya. Mudah-mudahan bisa segera aku kerjakan, karena UN hanya tinggal beberapa minggu lagi.
#TantanganHariKe9
#Level3
#MyFamilyMyTeam
#KuliahBunsayIIP
No Responses