Mencari aktivitas bintang
memang kadang membingungkan.
Apalagi, bila begitu banyak kegiatan
yang membuat kita bahagia mengerjakannya.
Tapi, jangan dibuat susah.
Karena berarti, ada banyak pilihan
yang bisa jadi pertimbangan kita,
untuk menentukan langkah penting selanjutnya
dalam hidup kita.
~ Alifadha Pradana ~
Setelah sepuluh hari pengamatan terhadap kegiatan keseharian Adha, saya sedikit bisa menyimpulkan ada beberapa aktivitas yang bisa dikembangkan untuk menjadi aktivitas bintang buatnya. Bukannya membingungkan, tetapi saya malah menganggapnya sebagai banyaknya pilihan. Artinya, bisa saja semuanya dilakukan dan menjadi ahli dalam semuanya. Bisa juga, Adha memilih salah satu atau salah dua di antaranya, kemudian meningkatkan keahlian tentangnya dan menjadi ahlinya.
Jadi, bukan lagi berbicara hanya tentang aktivitas suka-suka. Melainkan sudah mengarah, akan seperti apa kegiatan-kegiatan ini selanjutnya. Karena untuk menjadikannya sebagai kegiatan remeh temeh dan sia-sia, begitu mudahnya. Sebaliknya, kami bisa juga membuatnya menjadi aktivitas hebat penuh manfaat. Semua hanya bergantung pada komitmen kami untuk menangkap peluang dan mengembangkannya.
Adapun kegiatan-kegiatan yang saya tangkap sebagai aktivitas yang bisa menjadi peluang ekspert buat Adha, adalah :
1. Sepak Bola
Kesukaan akan olah raga ini, ada di setiap jiwa anak-anak saya. Mungkin menurun dari gen ayahnya yang memang mantan pesepakbola, meskipun hanya tingkat kabupaten. Seperti banyak kegiatan olahraga lainnya, lebih banyak hal positif yang didapat dari sini. Dan bagi orang-orang yang menjiwai permainan ini, bisa ditemukan berapa hal yang dikembangkan dari kegiatan ini. Di antaranya yaitu, menjadi pemain sepak bola profesional, pelatih, official, guru olahraga, tenaga medis khusus olahraga. Dan masih banyak lagi yang lainnya.
2. Membaca Alqur’an
Hanya ada sisi positif dari kegiatan membaca Alqur’an, karena selain pahala, banyak kebaikan yang akan kita dapat dari kegiatan ini. Jadi, menekuni baik membaca, men-tadaburi Al-Qur’an maupun menyebarluaskannya, akan selalu berbuah kebaikan. Hanya saja harus diantisipasi rasa ujub dan kesombongan yang mungkin timbul akibat merasa sudah menjadi ahli Qur’an.
Banyak aktivitas lain yang bisa dikaitkan dengan memahami Al-Qur’an, pejabat dan pemimpin yang hafidz Qur’an tentu berbeda dengan yang tidak hafal Al-Qur’an apalagi yang tidak tahu Al-Qur’an sama sekali. Mereka yang mengerti Al-Qur’an dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari akan selalu menuai kebaikan dan berkah Allah SWT. Jadi sangat luas jangkauannya jika bisa komit dan konsisten mempelajari dan mengamalkan ilmu Al-Qur’an
3. Bermain Game
Untuk kegiatan ini, memang ada rambu-rambu yang harus lebih diperhatikan. Pertama menjaga agar hanya permainan edukatif dan tidak merusak yang dimainkan anak-anak. Juga menentukan batasan waktu bermain, agar tidak menimbulkan kecanduan. Jadi, meskipun banyak pro dan kontra tentang game ini, saya mengambil jalan tengah dengan tetap memperhatikan poin-poin yang menjadi kekhawatiran juga bagi saya.
Saya hanya ingin bersikap bijak, bukan dengan melarang, tetapi memberi batasan dan kepercayaan kepada Adha untuk bertanggung jawab dan memegang komitmen yang sudah kami sepakati. Karena menurut saya, tetap ada sisi positif dari aktivitas yang mungkin diragukan banyak orang.
Saya sebagai orang yang cenderung berpikir dengan otak kanan, mampu melihat banyak hal yang bisa dikembangkan dari aktivitas bermain game ini. Di antaranya adalah, mengembangkan jenis-jenis game edukatif, untuk mengimbangi bahkan mengalahkan game yang merusak. Kita tidak bisa berperang di era digital ini, hanya dengan berdiam diri mengutuk game perusak saja, tapi bisa ikut berperan aktif dengan membantu mengembangkan game yang mendidik dan positif. Dan, itu memang bukan pekerjaan ringan dan mudah.
Jadi, kita bisa mulai memotivasi anak-anak yang suka game untuk meningkatkan kesenangannya itu ke arah pendalaman teknologi IT dan pemrograman. Sehingga mereka bisa meningkat dari hanya sekedar pemain pembuat dan pengatur permainan.
Pilihan memang ada di tangan kita. Baik atau buruk, positif maupun negatif, kita sendiri lah yang mengusahakannya.
4. Menawar Telolet
Sepintas lalu kegiatan menawar telolet adalah pekerjaan yang sia-sia. Karena banyak anak-anak juga orang dewasa bergerombol di pinggir jalan meminta para supir bus atau truk untuk membunyikan klakson teloletnya. Tadinya, saya juga berpikir seperti itu. Tetapi seteah mengamati aktivitas anak saya mengenai ini, penilaian saya berangsur berubah. Perubahan itu diawali pertanyaan Adha,
“Ma, tolong liatin dong, udah ada uang belum di rekening Mamas?” tanyanya suatu hari
“Memang siapa yang transfer?” saya bertanya agak bingung.
“Video telolet Mamas di Youtube kan banyak yang lihat dan like. Kata Faiq, nanti bisa ngasilin uang. Tolong liatin, dong Ma.”
Saya tersenyum nyaris tertawa mendengar penjelasan Adha. Akhirnya saya jelaskan mengenai proses upload video di youtube, yang kemudian ditonton dan dilike banyak orang sampai akhirnya bisa menghasilkan uang karena ada yang memasang iklan di video tersebut. Adha mengangguk-angguk sambil tertawa mendengarkan penjelasan saya. Mungkin dia mentertawakan pemahamannya sendiri, yang menyangka begitu mudahnya mendapat uang hanya dengan mengupload video ke Youtube.
Sejak peristiwa itu, saya tidak terlalu antipati lagi jika Dia meminta izin untuk menawar telolet ke garasi bus yang ada di kota kami. Namun tetap belum mengizinkannya menawar telolet di pinggir jalan tol atau jalan raya, karena menurut saya kegiatan itu terlalu berbahaya. Bahkan untuk anak seumuran Adha.
Saya tetap membiarkan dia menyukai aktivitas menawar telolet ini, karena ada beberapa hal positif yang saya tangkap. Pertama, butuh keberanian untuk meminta supir bus atau truk membunyikan telolet. Kedua, karena ada aktivitas upload video, agar dilihat dan disukai banyak orang, bisa menjadi jalan Adha untuk belajar IT dan ilmu digital. Yang ketiga, karena saking sukanya anak itu dengan irama telolet, dia kemudian mencari tahu lebih jauh tentang seluk beluk klakson telolet. Baik jenis, bentuk, harga maupun sarana pendukung untuk memasang telolet di kendaraan. Sampai-sampai ia meminta bapaknya untuk juga memasang telolet di mobil kami, yang tentu saja terpaksa ditolak dengan alasan mobil tua.
Namun, yang menjadi poin dalam hal ini adalah, dengan kesukaannya terhadap telolet, saya dapat menggiringnya untuk memepelajari ibmu per-telolet-an dan per-bus-an, termasuk peluang bisnis yang ada di dalamnya. Sepertinya, ini bisa menjadi family project kami berikutnya.
5. Memasak
Setelah diamati, ternyata aktivitas memasak nasi goreng dan roti bakar kesenangannya, juga membuat Adha berbinar-binar. Tetapi karena masih terbatas nasi goreng dan roti bakar, saya tidak terlalu memperhatikan. Meskipun sebenarnya, masih bisa digali lagi lebih banyak dan lebih dalam mengenai aktivitas memasak, yang bisa dikembangkan lagi buat Adha.
Mungkin ini juga bisa menjadi proyek kami yang selanjutnya lagi. Apalagi, saya juga ingin menjalankan bisnis rumah makan suatu hari nanti. Adha bisa menjadi tenaga ahli peneliti produk.
Jadi begitulah, dengan seringnya mengamati dan mengobservasi kegiatan anak, membuat saya bisa lebih memahami jalan pikirannya, juga dapat lebih mengarahkannya ke bidang-bidang yang dia senangi. Semoga, Adha nantinya bisa lebih berkembang lagi. Aamiin…
#Tantangan10Hari
#Level7
#KuliahBunsayIIP
#BintangKeluarga
No Responses