Seperti pada level-level sebelumnya, kami kembali membuat review. Setelah menyelesaikan jurnal materi, para Mom yang tergabung di Kelas Bunda Salihah, harus membuat review dari jurnal yang dibuat sesama peserta. Kegiatan ini memang baru dialami di Bunda Salihah ini. Jadi memang excited banget.
Berkenalan dengan Buddy Review Keempat
Seperti biasa, sebelum me-review jurnalnya, yuk kita kenalan dulu dengan buddy review saya yang keempat.
Kali ini Saya disandingkan dengan seorang Ustadzah Tahfidz yang keren dari IP Banten sebagai buddy review materi keempat ini.
Nama beliau adalah Muftiah. Saya memanggil Teteh karena berasal dari daerah Sunda. Merupakan seorang Bunda pembelajar yang berkomitmen tinggi, sehingga tetap bertahan hingga materi keempat ini.
Teh Muftiah juga seorang Mom dengan tiga anak, yang mempunyai aktivitas sehari-hari sebagai Ustadzah Tahfidz yang keren. Kebayang kan kesehariannya? Nah, link jurnal salah satu SMART’s Mom yang saya review kali ini, bisa dilihat di sini
SMART GOALS
Menyusun goals dengan menggunakan metode SMART artinya menjabarkan tujuan Kita ke dalam poin-poin yang bisa disingkat menjadi SMART. Yaitu Specific, Measurable, Achievable, Relevant dan Time bond. Sehingga tujuan tadi menjadi lebih mudah dipahami karena spesifik, mempunyai tolok ukur yang jelas, bisa dicapai, karena sesuai dengan kemampuan tim untuk melakukannya, relevan atau berhubungan dengan masalah yang ingin diselesaikan dan memiliki batas waktu yang juga jelas.
Ketika membaca tujuan Tim Teteh Cantik ini, yang tertulis dalam flyer, jujur saya masih agak bingung. Sehingga tercetus pertanyaan, “jadi tujuannya apa?”
Hal ini menurut saya karena setiap poin penjabaran SMART-nya belum terurai dengan jelas. Dan memang tidak dijelaskan penjabarannya dalam jurnal. Smart Goal hanya dilampirkan dalam flyer.
Jika tujuannya mengubah mindset, mindset yang mana atau mindset tentang apa yang ingin diubah? (Specific). Bagaimana mengukur perubahan mindset yang terjadi. Apa tanda atau buktinya bahwa mindset ini sudah berubah? (Measurable). Dengan cara apa atau metode apa yang digunakan untuk mengubahnya, agar kita sungguh-sungguh bisa melakukannya (Achievable). Apakah dengan mengubah mindset ini akan membuat kita lebih menguasai pengendalian diri dalam menjalani hidup selanjutnya? (Relevant). Kapan batas waktu mindset ini harus benar-benar berubah (Time Bond)
Apakah metode SMART efektif untuk menetapkan tujuan Tim? Menurut saya, metode ini masih selalu efektif untuk menentukan tujuan dalam bidang apa pun. Tetapi, tentunya selama kita bisa menerjemahkan tujuan tersebut ke dalam bahasa SMART.
Betewe, penyusunan smart Goal di jurnal yang di-review kali ini, memang sedikit membingungkan buat saya. Tetapi, tetap saja memberi banyak pelajaran dalam melakukan penyusunan smart goal.
Paling tidak, pemilihan kata, penyusunan kalimat termasuk merumuskan jenis tindakan atau kegiatan yang akan dimasukkan dalam Smart Goal, harus dipertimbangkan dengan baik. Sehingga siapa pun yang mengakses smart goal inj (bukan hanya Kita dan anggota tim), mempunyai pemahaman yang sama tentang tujuan yang Kita buat.
Tidak mudah, memang. Sependek ingatan saya, ketika berlatih membuat smart goal dalam beberapa pelatihan sebelumnya pun, saya harus berkali-kali melakukan perbaikan. Jadi, memang butuh latihan untuk melakukannya. Dan banyaknya jam terbang untuk melakukan proses ini, tetap punya nilai lebih. Semakin sering menyusun tujuan dalam metode SMART, tentu akan makin terbiasa melakukannya dan semakin jelas hasilnya.
Menyusun Milestone
Ketika saya mencari di KBBI ternyata kata milestone belum diserap dalam bahasa Indonesia. Sedangkan dalam bahasa aslinya, didefinisikan sebagai tonggak sejarah. Saya sendiri mendefinisikannya sebagai batas waktu untuk pencapaian setiap tahapan project.
Milestone yang disusun ibu keren jni, terdiri atas 3 tahap, yaitu mencari literatur, membacanya dan membuat jurnal aliran rasa. Nah, seperti yang mungkin juga dilihat teman-teman, dalam milestone ini hanya berupa kegiatan telaah pustaka mengenai mindset dan menuliskan prosesnya dalam jurnal.
Padahal yang namanya mengubah sesuatu — termasuk mengubah mindset — selalu membutuhkan praktik dan latihan dalam prosesnya. Dan tahapan untuk praktik mengubah mindset, ternyata tidak ada dalam milestone yang saya review.
Yang Sudah Baik dan yang Harus Diperbaiki
Seperti biasanya, review selalu memberikan apresiasi terbaik dan pilihan saran yang efektif untuk perbaikan.
Secara keseluruhan, jurnal Teh Muftiah sudah sangat baik dalam penyusunannya. Semua poin yang ditugaskan dari kelas Bunda Salihah, sudah tercantum dalam jurnal. Dan ini tetap patut diapresiasi. Membuat saya sadar apa yang kurang dan belum lengkap dari jurnal sendiri.
Sedangkan yang harus diperbaiki, sudah saya jabarkan pada pembahasan di atas. Jadi, sepertinya tidak perlu diuraikan lagi.
Akhirnya, review sebaik apa pun, tetap hanya berfungsi sebagai evaluasi dan sekedar saran. Keputusan akhir untuk menggunakan atau tidak hasil review tadi, semata-mata menjadi hak istimewa pembuat jurnal.
Namun, semuanya tetap bisa menjadi wasilah buat pembelajaran. Baik bagi saya selaku pe-review maupun buat Teh Muftiah sebagai penyusun jurnal. Semoga hanya pelajaran terbaik lah yang akan kita dapatkan dari proses feed back seperti ini.
Salam Ibu Pembaharu
Tags:
No Responses