Bismillahirrahmanirrahim
Hari ini, di kulwap IIP Bunda Sayang, dapat materi menstimulasi anak suka membaca. Baru nyadar ternyata ketergesaan mengajarkan anak-anak bisa membaca akan menyebabkan mereka hanya sekedar bisa membaca dan bukan menyukai aktivitas membaca, apalagi mencintai kegiatan membaca.
Tambah miris lagi membaca data bahwa berdasarkan study “Most Littered Nation In The World” yang dilakukan oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca. Menyedihkan, memang. Padahal mayoritas penduduk kita adalah muslim yang perintah pertama dari Tuhannya adalah “Iqra” yaitu BACALAH.
Ada apa dengan kita? Kenapa kita tidak tergerak melaksanakan perintah membaca ini? Jangan dululah tengok tetangga kiri kanan atau depan belakang, hendak menanyakan minat baca mereka. Tanya saja dulu ke diri sendiri dan keluarga kita, sudah berapa buku yang kita baca hari ini. Saya ragu, ada yang menjawab lebih dari satu buku, kecuali dia pelajar atau mahasiswa yang sedang ujian atau seorang penulis yang memang biasanya mewajibkan membaca minimal 1 buku per hari.
Saya sendiri, beberapa kali ditatap dengan pandangan heran oleh teman-teman kantor, ketika sedang menenteng beberapa buku bacaan. Mereka malah sempat bertanya takjub,
“Buku itu, semuanya mau dibaca, Teh?”
“Lha, iya. Kebetulan paketnya tadi baru datang. Memang, kenapa?”
“Banyak banget. Dibaca semua, gitu?”
“Ya, iya lah. Buat apa beli, kalo ga mau dibaca?”
“Hebat banget, euy, masih sempat baca buku. Saya mah, ga bakalan sempat. Boro-boro 2 sampai 3 buku. Satu buku aja, baru selesai satu bulan mungkin.”
Hmmm… Saya hanya tersenyum saja mendengar komentar seperti itu. Kalimat yang cenderung klise, kalau tentang keterbatasan waktu. Karena kalau dipikir, kita punya 24 jam yang sama, yang bisa digunakan untuk beragam aktivitas yang kita suka. Padahal, mereka yang bilang tidak sempat membaca, mungkin masih sempat ngerumpi di hape beberapa jam dengan sohib karibnya. Atau, bisa jadi, selalu bisa menyisihkan waktu untuk sekedar windows shopping di mall. Atau juga, mengisi waktunya dengan chatting dan online di internet.
Itu, sih beda…! Apanya yang beda? Ngerumpi, windows shopping dan kegiatan lain, termasuk membaca, sebenarnya sama saja dalam rangka memanfaatkan waktu. Bedanya adalah, kegiatan yang menjadi prioritas masing-masing. Maksud saya, jangan lagi bilang ga sempat membaca, tapi katakan saja, “membaca bukan kegiatan prioritas saya untuk mengisi waktu”. Itu, kalimat yang benar…
Jadi, kembali lagi ke minat baca, untuk meningkatkannya, hanya ada satu cara. Mari sama-sama mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulai tantang diri dan keluarga kita untuk membiasakan membaca setiap hari. Mungkin bisa mulai dari bacaan yang ringan terlebih dahulu. Yang bisa ditingkatkan dengan makin terbiasanya kita dengan aktivitas membaca ini.
Yuk, bersama-sama memulainya. Karena bersama, kita pasti bisa…!
Sumber data :
Materi kulwap IIP Bunda Sayang “Menstimulasi Anak Suka Membaca”
No Responses