Agak takjub juga melihat program pembelajaran di tahap kupu-kupu muda kelas Bunda Cekatan IIP kali ini. Keren abis. Baru tahu juga, ternyata di Facebook ada program yang bisa Kita manfaatkan untuk mengembangkan keahlian seperti ini.
Benar-benar merdeka belajar, menggunakan platform yang tidak baku seperti pembelajaran pada umumnya.
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Proses Memilih Menjadi
Hehehe sub bahasannya membingungkan ya?
Padahal maksudnya mah hanya menjelaskan bahwa tugas pekan pertama ini sebenarnya hanya mencari mentor untuk meningkatkan keterampilan yang masih ingin dikembangkan lagi. Sekaligus menawarkan diri menjadi mentor bagi mentee-mentee sesuai keahlian yang dianggap sudah baik. Memang proses memilih menjadi mentor apa dan mentee keterampilan yang mana.
Akhirnya Saya memilih public speaking sebagai keterampilan yang ingin ditingkatkan lagi. Public speaking dipilih, karena merasa kemampuan Saya di sini masih di bawah standar yang sudah ditetapkan sendiri. Khususnya keterampilan untuk tampil berbicara live secara online.
Padahal dengan lulusnya pengajuan Saya menjadi widyaiswara Bunda Sayang, sepertinya keahlian tadi wajib dimiliki. Jadi, akhirnya Saya memilih menjadi mentee public speaking.
Sedangkan keahlian yang Saya pasang sebagai kemampuan menjadi mentor adalah manajemen waktu. Karena multi peran yang Saya ambil memang menuntut keterampilan manajemen waktu yang baik.
Bertemu Mentor dan Dikontak Mentee
Memang menakjubkan belajar di Institut Ibu Profesional. Setiap tahapannya selalu menyajikan kejutan yang sebelumnya sama sekali tidak dibayangkan.
Karena di hape Saya tidak support fitur pendaftaran sebagai mentee, akhirnya Saya mencari mentor dari fitur mentor. Waktu itu ada 4 pilihan mentor yang sesuai untuk pilihan public speaking. Karena hanya boleh memilih satu mentor, akhirnya Saya pilih Mba Indah member IP Semarang yang sudah malang melintang dalam public speaking ini menjelaskan mengenai kegiatan Klik (kampanye anti bullying)
Sedangkan untuk mencari mentee, Saya gunakan fitur mentor yang tersedia. Saya hanya mencantumkan manajemen waktu plus peran-peran yang Saya jalani.
Kemudian, apa yang terjadi?
Ternyata, proposal Saya langsung diterima oleh Mba Indah. Sehingga Saya menjadi mentee buat beliau dalam hal public speaking.
Setelah itu, Saya terkaget-kaget melihat 5 chat dari orang-orang yang tidak Saya kenal. Ternyata, mereka mengajukan diri sebagai mentee saya untuk manajemen waktu. Saya sama sekali tak menyangka bisa punya mentee sebanyak ini.
Keren ya.
Begitu mudahnya Kita langsung terhubung dalam program mentorship ini. Program yang sebelumnya sama sekali Tak pernah Saya tahu ada di Facebook.
Perkenalan
Tadinya, karena tidak terbiasa ngobrol di messenger, saya (termasuk Mba Indah – mentor Saya juga) memberikan alternatif bimbingan melalui WA. Tapi kemudian, saya diingatkan oleh salah satu mentee bahwa, chat harus dilakukan di messenger. Dan aktivitas mentorship pekan ini hanya mengobrol dan saling mengenal satu sama lain.
Hehehe… Saking semangatnya hampir saja Saya memutuskan untuk memulai program ini. Tapi ternyata Ada panduannya juga tentang apa yang harus Kita lakukan di setiap tahapannya
Tambah terkagum-kagum lagi Saya jadinya. Sehingga kekecewaan akibat tidak berlanjutnya program dengan salah satu mentee tidak mengurangi kegembiraan Saya melalui proses ini. Apalagi karena Saya yang menghentikan program mentorship tadi.
Jadi, begitulah. Saya akhirnya berkenalan baik dengan mentor Saya juga dengan para mentee yang sekarang berjumlah 4 orang. Ternyata asal mereka tersebar lho. Ada yang di Semarang (ini tempat tinggal mentor saya), Gresik, Rembang, Payakumbuh dan satu lagi malah dari Kuala Lumpur. Jauhnya
Waaah senengnya dapat teman-teman baru dari daerah yang berbeda.
Padahal setelah saling berkenalan, ada satu dua yang pernah tinggal di daerah tetangga tempat tinggal saya.
Hmmm… Benar-benar pengalaman belajar yang mengesankan. Sehingga tak sabar ingin menantikan kejutan yang tersaji di pekan selanjutnya.
#jurnalke1
#tahapkupukupu
#buncek1
#institutibuprofesional
No Responses