Keterampilan membaca dan menulissebenarnya satu paket denganketerampilan mendengarkan dan berbicara.yang terkadang lupauntuk dilalui step demi stepnya.
~Alifadha Pradana~
Hari keduabelas ini, Adha belajar berbicara mengungkapkan pendapatnya, saat ia meminta ijin untuk berbuka puasa bersama teman-temannya di luar rumah. Aku mengijinkan. Tetapi, saat malam hari seperti ini, kota kami mendadak ramai dengan kendaraan yang seringkali sembarangan dan ugal-ugalan. Sehingga, rasanya lebih baik aku juga ikut mendampinginya buka puasa di luar. Tapi anakku menolak didampingi. inilah caranya berbicara:
Adha : “Emang Mama pengen ikut bukber, juga?”
Mama : “Iya, tapi cuma untuk nemenin kamu aja. Mama duduknya juga ga akan dekat-dekat kamu kok.”
Adha : “Biarpun jauh, tetap aja teman-teman pasti malu, kalo ada Mama.”
Mama : “Lha, kok malu? Kan Mama juga tidak akan ganggu.”
Adha : “Tapi kan tetap dekat. Ya udah, kalo Mama tetap mau nganterin, Mamas ga jadi ikut aja”
Mama : Lho kok jadi pundung? Ya udah, sekarang terserah Mamas aja.”
Mama : “Iya, tapi cuma untuk nemenin kamu aja. Mama duduknya juga ga akan dekat-dekat kamu kok.”
Adha : “Biarpun jauh, tetap aja teman-teman pasti malu, kalo ada Mama.”
Mama : “Lha, kok malu? Kan Mama juga tidak akan ganggu.”
Adha : “Tapi kan tetap dekat. Ya udah, kalo Mama tetap mau nganterin, Mamas ga jadi ikut aja”
Mama : Lho kok jadi pundung? Ya udah, sekarang terserah Mamas aja.”
Akhirnya, Adha memang pergi untuk buka puasa bersama teman-temannya di mall, tapi dengan diantar ayahnya. Sehingga aku bisa sedikit tenang. Pulangnya pun Adha udah sepakat dijemput di Mesjid.
#GameLevel5
#Tantangan10Hari
#KuliahBunSayIIP
#ForThingstoChangeIMustChangeFirst
No Responses