Bunsay Leader : Yuk, Belajar Menjadi Muslih…

Bunsay Leader : Yuk, Belajar Menjadi Muslih…

“Setiap anak adalah bintang, tidak peduli di daerah maju maupun pedalaman, setiap anak adalah bintang. Yang memiliki cahayanya sendiri-sendiri dan akan bersinar dengan cara berbeda, satu sama lain. Menjadi tugas orang tua lah, menemukan jenis sinar dan mengupayakan segala tenaga untuk membuatnya cemerlang”. 

〜Alifadha Pradana〜

Sebuah musibah, terkadang mempunyai akibat bagai dua mata pisau. yang keduanya punya efek yang sama – menyakitkan. Musibah yang menimpa kami pun, begitu.. Kepergian putra sulung kami beberapa tahun lalu (tahun 2012), pada awalnya mempuat kami over protektif kepada anak kedua. Sikap ini selama beberapa tahun awal setelah kepergian itu, putra kedua malah berkembang menjadi anak yang apatis. Enggan melakukan berbagai kegiatan yang memang banyak ditawarkan sekolahnya, selalu menolak jika ditawarkan hal-hal  baru dan kurang bisa berbaur dalam lingkungan pertemanannya.

Risau? tentu saja. Sebagai orang tua, kami tidak ingin anak-anak kami berkembang dengan kepercayaan diri yang rendah. Jadi sebelum semakin parah, kami mulai berusaha memperbaiki yang terlihat keliru.

Berat? Pastinya. Namun, dari semua itu, yang paling berat adalah menyadari, bahwa kami berdua yang sebenarnya menjadi penyebab dari keadaan ini. Sehingga setelah menyadarinya, semua akan mudah ditemukan solusinya.

Kepergian anak pertama kami akibat tenggelam, memang menimbulkan luka yang mungkin tak akan pernah sembuh hingga hidup kami berakhir. Namun tidak seharusnya luka itu, membuat kami menutup peluang buat putra kedua kami berkembang.

Setelah menyadari kesalahan ini. ada dialog panjang baik antara kami berdua maupun dengan anak. Cukup sulit awalnya. Karena tanpa sadar, kami telah membentuknya menjadi anak yang agak tertutup dan senang menyimpan perasaan. bersyukurnya, ini diketahui sebelum terlambat.

Anak sebelia itu mungkin tidak terlalu paham esensi permintaan maaf kami padanya. Namun, cukup membuatnya mengerti bahwa cinta kami untuknya mulai berubah bentuk. Bila sebelumnya hanya membiarkan saja jika dia tidak mau ikut kegiatan sekolah, sejak kesadaran tadi, kami malah mendorongnya untuk mencoba semua yang enggan dilakukannya. Malah kadang terkesan memaksakan. Mungkin untuk beberapa kasus tertentu tidak dianjurkan. Tapi untuk anak kami, menuai hasil yang cukup membuat lega.

Karena yang tadinya enggan dan seperti terpaksa mengikuti kegiatan, setelah mencicipi melakukan aktivitas tadi, malah menjadi ketagihan. Banyak aktivitas yang akhirnya kami coret dari daftar kegiatan terlarang, seperti berenang, outbond dan kunjungan edukasi (sekolahnya tidak memperbolehkan orang tua mengiringi anak saat kujek ini, sehingga tadinya kami tidak mengizinkan anak ikut serta).

Dan syukurlah, sejak itu pribadinya mulai berkembang. Meskipun sampai sekarang tetap masil sulit untuk benar-benar paham tentnag kegiatan yang membuat potensinya berkembang, tapi paling tidak kami tahu dan bisa menemukan sinar unik daalam diri anak kami, yaitu dia bisa menjadi contoh yang baik bagi teman-temannya.

Sebenarnya ini pun, kami temukan tidak sengaja. Tapi dari beberapa perbincangan bersamanya tentang teman-temannya baik di sekolah mupun di rumah. Juga dari komentar para orang tua dari anak-anak yang berteman dengan putra kami, membuat kami bersyukur bahwa kami mulai bisa menemukan cahaya dari bintang kesayangan kami.

 

 

Referensi :

  1. Pengalaman musibah yang akhirnya membawa hikmah kehidupan
  2. Infografis dibuat menggunakan canva ynag free
  3. materi dari bunda sayang leader level 7

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Leave a Reply