DKM itu bukan Penguasa Mesjid
Melainkan pelayan Jamaah Mesjid
∼DKM Mesjid Jogokariyan-Yogyakarta∼
Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Saat melihat flyer Konferensi Ibu Profesional (KIP) dan salah satu pembicaranya adalah Pengurus Mesjid Jogokariyan, sebenarnya agak sedikit bingung. Apa hubungannya pengurus mesjid dengan urusan seorang ibu? Oh, bukan berarti saya tidak pernah mendengar, eh membaca berita tentang kehebatan DKM Mesid Jogokaryan ini, lho. Namun, waktu itu memang agak sulit menarik benang merah terhadap alasan menghadirkan kisah mereka sebagai salah satu acara KIP
Namun, setelah kemaren menyaksikannya, barulah saya paham maksud Ibu Profesional mengundang DKM Masjid Jogokariyan Yogyakarta sebagai salah satu pembicara. Perubahan yang mereka lakukan, benar-benar menginspirasi. Cocok untuk mengisi gelas para Mom pelaku the change maker family. 🙂
Dan memang sungguh menakjubkan.
Meskipun kunci di balik kekerenan setiap kegiatan mereka sesungguhnya sederhana, yaitu mengubah mindset dalam menerima peran sebagai pengurus Mesjid, ternyata butuh keteguhan hati, keyakinan, ketulusan dan keikhlasan untuk menerima tanggung jawab besar tadi.
Mengubah mindset jelas tidak gampang. Namun, dengan ketulusan dan kesungguhan tadi, para pengurus DKM Mesjid Jogokariyan telah membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil selama kita yakin dan mau melakukannya.
Banyak mindset yang telah diubah di sana. Yang pertama adalah mengenai tanggung jawab DKM terhadap barang milik jamaah. Selama ini saya sendiri pernah mengetahui sindiran tentang kondisi ini. Bahwa, jangankan piano, sendal pun mudah hilang bila disimpan di mesjid. 🙁 Dan sayangnya, ketika persoalan kehilangan ini dilaporkan pada Pengurus, biasanya tak ada satu pun tanggapan. Semuanya dianggap persoalan jemaah sendiri, dan Pengurus Mesjid tidak bertanggung jawab. Hanya menyarankan supaya mengikhlaskan barang yang hilang. Namun, tidak seperti itu yang dilakukan oleh DKM Jogokariyan. Mereka siap bertanggung jawab penuh terhadap setiap kehilangan di sana. Memang ada keberatan dari satu dua orang di antara sesama pengurus, namun ternyata, sejak mindset “DKM bertanggung jawab” ini digulirkan, tidak ada lagi jemaah yang kecewa karena kehilangan barangnya di sana.
Mindset berikutnya yang diganti adalah bahwa Pengurus DKM bukanlah penguasa Mesjid, melainkan pelayan jamaah. Sehingga setiap pengurus mesjid akan berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya terhadap setiap kebutuhan jemaah. Hal pertama yang dibenahi terkait ini adalah, mereka membuat data base para penghuni yang tinggal di sekitar mesjid. Data ini terbukti penting untuk mengetahui keadaan para jamaah, kondisi ekonomi, keagamaan serta bantuan yang mungkin dibutuhkan.
Peta Database Jamaah Masjid Jogokariyan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gebrakan untuk memakmurkan mesjid yang telah dilakukan DKM Jogokariyan adalah menyebarkan undangan sholat subuh kepada semua warga muslim yang tercatat di data base tadi. Undangan beneran yang terbuat dari kartu seperti pada undangan pernikahan, plus suguhan makanan setelah aktivitas sholat subuh selesai. Tentu saja banyak yang antusias menerimanya dan berdatangan ke mesjid untuk sholat subuh. Saya pun, jika diundang seperti ini sebisa mungkin akan berusaha datang. Karena rasanya seperti diundang Tuhan. Anda juga, kan?
Gebrakan lain yang juga telah dilaksanakan yaitu kegiatan untuk menyemarakkan Ramadhan. Di Jogokaryan, kemeriahan sambutan terhadap kedatangan Bulan Ramadhan tidak hanya ditemukan di mesjid, melainkan di setiap kampung di sekeliling Mesjid Jogokaryan. Karena untuk menyambut Ramadhan, DKM Jogokariyan mengadakan program Kampung Ramadhan, yang memperlombakan kampung yang paling meriah dalam menyambut Ramadhan. Jadi, tentu saja setiap kampung berlomba-lomba menghias rumah dan lingkungan kampung mereka supaya bisa terpilih menjadi pemenang Kampung Ramadhan. Pasti meriah, kan?
Selanjutnya mindset yang diubah yaitu tentang tanggung jawab mesjid yang lain terhadap jamaah. Bahwa Mesjid seharusnya memberikan atau menjadi solusi bagi masalah jamaah. Jadi, permasalahan apa pun yang dirasakan dan dialami jamaah, akan berusaha dicarikan solusinya oleh DKM Jogokariyan. Dari masalah tidak punya beras, kehilangan pekerjaan, ketiadaan biaya perawatan rumah sakit sampai jaminan perlengkapan pendidikan bagi jamaah yang kurang mampu, sudah dicarikan solusinya oleh mereka.
Sehingga, tidak heran jika kemudian, banyak hati-hati baik yang terketuk untuk berdonasi. Karena sedekah mereka dijamin digunakan untuk kemaslahatan umat. Tak ada yang berlama-lama mengendap di rekening mesjid, menunggu antrian pemanfaatan. Semua disalurkan kepada mereka yang membutuhkan. Sampai-sampai DKM Mesjid Jogokariyan ini dikenal memiliki “saldo nol”
Keren, kan?
Bagaimana hanya dengan merendahkan hati sedikit saja untuk mengubah mindset dan berusaha komit melakukannya, bisa membuat begitu banyak perubahan. Dan jika sudah begini, di mana setiap yang dilakukan semata untuk kebaikan umat, memang layak jika limpahan berkah dari Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu tercurah untuk Mesjid Jogokariyan. Kita pun bisa meniru spiritnya. Semoga, hanya kebaikan pula yang akan mengiringi perjalanan setiap diri, yang tulus dan konsisten memberi dan berlaku baik kepada banyak orang.
#KIP2019
#ibuberkonferensi
#ibuagenperubahan
#KIPKeren
#MengubahMindsetMembuatBanyakPerubahan
Referensi :
- Presentasi Takmir Mesjid Jogokariyan dalam Acara Konferensi Ibu Profesional 16-18 Agustus 2019 di Hotel Sahid – Yogyakarta
- Dokumentasi Pribadi
- www.tribunnews.com/ramadan/2019/05/13/keunikan-masjid-jogokariyan-yogya-sendal-hilang-diganti-setiap-hari-sediakan-2-ribu-porsi-makanan
No Responses