Setelah perbincangan di hari kemarin bersama putra tercinta, yang membuahkan kesimpulan bahwa ada yang harus saya perbaiki lagi dalam komunikasi kami, menjadikan saya berkontemplasi dan membuat time line dalam membersamai anak.
Saya harus mulai dari pemahaman bahwa putra kami bukan lagi anak belia yang bisa diberitahu, melainkan sudah mulai mempunyai informasi dan pendapat tentang sesuatu. Jadi, memang tugas kami sebagai orang tua menerima kondisi seperti itu.
Saat pagi juga sore dan malam, saya mulai membuka perbincangan tentang banyak hal bersama Adha. Memang bukan pekerjaan yang mudah, karena saya harus mengendalikan diri untuk tidak bersikap “paling tahu” melainkan mendengarkan informasi dan keinginan anak. Belajar memahami bahwa putra kecil saya sekarang sudah punya sikap, yang boleh jadi berbeda dengan orang tuanya.
Syukurlah saya mau memulainya. Pendekatan ini cukup “bekerja” karena Adha bisa bercerita banyak hal yang ada dalam pikirannya. Dan dengan mendengarkan, ternyata membuat dia mau menerima dan mempertimbangkan apa yang saya sampaikan.
Perjalanan pembelajaran menjadi orang tua, memang masih jauh karena merupakan perjalanan terpanjang selama kehidupan, yang tentu saja butuh keseriusan dan komitmen dari semua yang berkepentingan. Tak ada yang keliru meskipun memulainya saat ini.
Jadi, yang akan saya lakukan adalah mencari referensi yang sesuai untuk saya dalam membersamai buah hati. Dengan selalu melibatkan hati dan membuat kami bahagia selama menjalani prosesnya.
Sumber : dokumentasi pribadi
#Fitrah-Home based Education
#Training.Calon.Fasil.MIIP#7
#Ibu.Mendidik.dengan.Nurani
Referensi :
- Materi dan diskusi dalam training calon fasilitator Matrikulasi batch #7 IIP
- Santosa, Harry, Fitrah Based Email – Sebuah Model Pendidikan Peradaban bagi Generasi Peradaban menuju Peran Peradaban, Yayasan Cahaya Mutiara Timur, Depok, 2017
- Pengamatan terhadap Fitrah anak sehari-hari
No Responses