Jadi, sesuai arahan Ibu Septi, saya harus melakukan remedial untuk urutan keterampilan di atas tadi, agar Adha memiliki semua keterampilan dasar literasi. Tidak mudah, memang. Karena sekarang anak saya itu sudah mulai memasuki usia remaja, yang artinya kadang-kadang sudah memiliki pendapat dan keinginan serta keputusan sendiri. Tapi ada poin yang jadi nilai lebih, dia sangat dekat dengan saya. Semoga kedekatan ini bisa menjadi bekal bagi saya untuk me-remedial anak semata wayang kami, dalam menguasai kemampuan literasi.
Dengan media berupa pohon literasi, sebenarnya sangat bermanfaat untuk menggugah minat baca keluarga. Karena dalam pohon literasi itu ada tantangan, kompetisi dan bukti. Dan saya, memilih tidak hanya pohon literasi, tapi juga membuat sebuah rumah dan kelengkapannya sebagai latar pohon tadi, sehingga namanya menjadi Oase Literasi.
Tapi, sampai game #5 ini selesai, saya masih belum selesai menyempurnakan oase literasi keluarga kami. Sebenarnya, hanya tinggal membuat daun sebagai gambaran aktivitas literasi kami. Tapi, karena ingin daun ini sempurna, dengan bentuk sesuai keinginan saya, yaitu lengkap dengan garis daun di bagian luar dan dalam, berikut tangkainya yang terbuat dari kawat, untuk menempelkannya di pohon literasi, sementara waktu yang tersedia untuk membuatnya, tidak pernah ada, jadilah oase literasi ini tetap seperti penampilannya semula. 😞
The show must go on. Ini adalah kesalahan saya. Tapi di baliknya saya paham, tidak perlu melakukan yang sempurna untuk lebih baik. Akhirnya saya putuskan untuk memfokuskan diri pada inti pembelajaran game ini, yaitu membuat anak suka mencintai membaca. Dan karena kesalahan saya melakukan kontak awal Adha dengan bahan bacaan, membuat dia tidak terlalu antusias untuk membaca. Dan meskipun teknik pohon literasi atau oase literasi cukup efektif, tapi untuk keluarga kami, agak kurang greget nya. Jadi, kemudian saya mencari cara lain untuk meningkatkan minat baca putra tercinta ini, tetap sambil me-remedial keterampilan literasinya yang lain.
Saya memutuskan memberinya reward laptop, sesuai chemistry-nya bila berhasil menyelesaikan membaca 40 buku. Tentunya, semakin cepat Adha menyelesaikan bacaannya, semakin cepat pula dia mendapatkan lapotop yang memang sudah dimintanya. Dan sampai game ini berakhir, Alhamdulillah, Adha sudah menyelesaikan membaca 14 buku. Masih sedikit, memang. Tapi untuk ukuran Adha, pencapaian ini termasuk istimewa…
Akhirnya, saya tetap memberikan apresiasi setinggi-tingginya untuk IIP khususnya pembelajaran di Bunda Sayang ini, karena materi, teknik maupun tantangannya, punya manfaat hampir dari semua sisi. Bisa memperbaiki teknik yang mungkin salah di masa lalu,, dapat mengoreksi rencana atau cara yang akan dilakukan sekarang sekaligus bisa memantau rencana untuk ke depannya.
Terima kasih IIP atas semua pembelajarannya. Terima kasih juga untuk Bu Septi yang merilis semua teknik ini…
#gamelevel5
#bundaSayang
#IIP
#KuliahBunsayIIP.
No Responses