Pendidikan seks di dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan akidah, akhlak, dan ibadah. Terlepasnya pendidikan seks dengan ketiga unsur itu akan menyebabkan ketidakjelasan arah dari pendidikan seks itu sendiri, bahkan mungkin akan menimbulkan kesesatan dan penyimpangan dari tujuan asal manusia melakukan kegiatan seksual dalam rangka pengabdian kepada Allah. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan seks tidak boleh menyimpang dari tuntutan syariat Islam.
~ Muhammad Taufik dalam Pendidikan Seks Menurut Perspektif Al-Qur’an ~
Diskusi hari ini yang dipandu oleh Kelompok 6 yang menamakan diri sebagai Tim Menali yang Mengubah Dunia melalui tulisan. Mereka membagikan ide dan pemikiran bahwa pendidikan seksualitas sejak dini itu penting dan wajib hukumnya. Pemikiran tersebut didasarkan atas banyaknya kasus pedofil dan beredarnya para predator. Bahkan dari kalangan guru dan tetangga yang notabene dianggap “lingkungan yang aman”.Maraknya pornoaksi di kalangan anak usia sekolah, bahkan dilakukan oleh teman sendiri. Juga karena terus maraknya bullying yang bersifat kejahatan seksual di kalangan pelajar.
Dunia saat ini, yang begitu jauh berbeda dengan lingkup hidup kita dulu, memang tidak mudah bagi buah hati. Sehingga perlu tindakan yang tentu saja disesuaikan untuk mengantisipasi efek buruk dari kemajuan zaman dengan makin canggihnya teknologi dan informasi. Juga butuh kearifan para orang tua untuk lebih memahami kebutuhan pendidikan putra-putrinya.
Gambar : Bahan Presentasi kelompok 6 kelas bunsay Level 11
Diskusi malam ini memang membangkitkan banyak pertanyaan. Karena memang memancing kebutuhan para peserta dalam memberikan pendidikan seks bagi putra putrinya. Bagi saya sendiri pun, membuka pertanyaan tentang bagaimana menjelaskan dengan bahasa yang netral dan alamiah untuk menjelaskan perihal seks kepada buah hati. Sekali lagi, benar-benar tidak mudah, khususnya buat saya. Pertama, karena anak semata wayang saya adalah laki-laki dan kedua, suami yang seharusnya bisa lebih intens menjelaskan tentang seksualitas kepada Adha – karena sejenis, malah lebih sulit menyampaikannya ketimbang saya. Jadi, bisa dimaklumi kalau akhirnya saya memilih memberi informasi seksualitas ini, sesuai yang benar-benar dibutuhkan terlebih dahulu. Maksudnya, saya memilih untuk menjelaskan tentang aqil baligh terlebih dahulu, karena usia Adha yang memang menjelang aqil baligh dan agar dia tidak mencari informasi tentang perubahan yang sedang terjadi dalam tubuhnya, dari teman-temannya. Atau malah yang lebih parah lagi, mencari informasi secara bebas dari internet.
Dan poin yang saya catat tentang pendidikan seksualitas secara dini ini, kita sebagai orang tua memang harus benar-benar membuka mata dan hati terhadap zaman yang sudah teramat jauh berkembang. Sehingga wajib bahkan urgent untuk membekali diri dan terus meng-upgrade diri dengan ilmu-ilmu yang mendukung dalam membersamai putra dan putri. Tidak bisa tidak, kita juga harus bagkit dari keengganan untuk melek teknologi, agar bisa terus memantau dan mengawasi teknologi yang melingkupi kegiatan anak kita sehari-hari.
Jika kita orang tuanya saja tidak paham dan tidak punya informasi sama sekali terhadap setiap keingintahuan anak kita, jangan salahkan mereka bila mencarinya di tempat lain. Jadi, mari ayah dan bunda, kita niatkan untuk terus belajar dan mengembangkan diri, agar layak mendampingi putra piutri kita. Sehingga, ketika tiba waktunya, kita bisa meninggalkan mereka dengan tenang, karena sudah memberi bekal terbaik untuk kuat menjalani kehidupan ini.
Sumber Referensi :
1. Diskusi kelompok 6 Kelas Bunda Sayang Kordi
2. “Pendidikan Seks Muhamad Taufik
3. Pengalaman kehidupan keluarga
4. https://steller.co/s/7nLUzeAnuMk
5. Buku “Bunda, Seks itu Apa, Sih?” Karya Nahda Kurnia dan Ellen Tjandra
6. http://www.kabarmakkah.com/2016/02/bolehkah-sebenarnya-melihat-aurat-ibu.html
7. https://www.youtube.com/watch?v=2JLHWLW1sGQ
8. Ebook tentang Khitan
#Tantangan10Hari
#Level11
#KuliahBunsayIIP
#LearningByTeaching
No Responses