Kalau hidup sekedar hidup,
babi di hutan juga hidup.
Jika bekerja sekedar bekerja,
kera juga bekerja
~Buya Hamka~
Yah, kita sebagai manusia yang pasti melebihi babi dan kera – karena dilengkapi akal, tentu saja tak bisa sekedar hidup dan bekerja.
Butuh kualitas yang membedakan antara hidup dan bekerjanya manusia dibandingkan dengan hidup dan bekerjanya para binatang. Namun, betapa banyak manusia yang sering memasabodokan hal ini.
Sebut saja, berapa banyak sih, di antara kita yang paham mengenai keterampilan-keterampilan dasar yang wajib dimiliki untuk hidup sebagai manusia biasa. Manusia biasa lho ya, bukan selebritis apalagi orang nomor satu di negara kita atau dunia. Untuk mereka, tentu lebih banyak lagi keahlian yang harus dipunya.
Nah, sekarang kita bahas satu persatu keahlian atau keterampilan itu. Skil yang sering disebut sebagai 10 keterampilan dasar penting dipelajari bagi anak ini menurut saya tidak hanya harus dipelajari oleh setiap anak, melainkan semua orang yang ingin hidupnya berkualitas dan tidak hanya “sekedar hidup”
Sumber Gambar : rumah inspirasi – https://bit.ly/2PzsWkZ
Siap, kita mulai, ya.
1. Menjaga Kesehatan dan Keselamatan
Berapa banyak kita baca di media atau tonton di televisi, berita tentang anak yang tenggelam saat bermain atau kecelakaan lain ketika sedang bersama teman-temannya (termasuk anak saya 😢)? Memang, boleh jadi musibah seperti ini akibat kesalahan yang lain (temannya). Tapi, jika anak kita sudah dibekali dengan keterampilan menghindari atau menolak suatu permainan berbahaya, inshaaAllah mereka akan baik-baik saja.
Termasuk dalam keterampilan pertama ini yaitu menjaga kesehatan. Ini sejalan dengan program kesehatan yang sedang intens disosialisasikan kemenkes sebagai habit kaum modern, yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Sehingga wajib sedari kecil, mereka kita ajari perilaku-perilaku sehat seperti mencuci tangan sebelum makan, makan dengan menu sehat bergizi lengkap, gosok gigi setiap sebelum tidur dan setelah makan, memakai alas kaki saat beraktivitas di tanah atau kebun dan banyak kebiasaan sehat lainnya.
Mungkin ada beberapa yang agak sulit dibiasakan termasuk oleh kita orang dewasa. Namun, tidak ada salahnya membiasakan perilaku sehat tersebut bersama anak-anak tercinta.
2. Literasi
Literasi yang berasal dari Bahasa Latin literature adalah kemampuan melek huruf (aksara) yang di dalamnya meliputi kemampuan membaca dan menulis. Pengertian literasi juga mencakup melek visual yaitu kemampuan untuk mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual (gambar/video).
Pengertian literasi menurut National Institute for Literacy (NIFL) malah lebih lengkap lagi, yaitu kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.
Nah, dari penjelasan tersebut, bisa ditarik pemahaman bahwa literasi tidak hanya soal membaca dan menulis saja, melainkan semua yang berhubungan dengan aksara – huruf dan angka.
Dari mana memulai pembiasaan keterampilan berliterasi ini? Dari pengamatan selama ini, saya kerap melihat bahwa kita cenderung memulai dengan kemampuan membaca dan menulis. Padahal sebelum 2 kemampuan tadi, ada 2 lagi keterampilan yang selama ini terlupakan, yaitu kemampuan mendengar dan berbicara.
Bisa dibayangkan, bagaimana anak bisa membaca sebuah kata apel misalnya, jika dia belum pernah mendengar tentang apel atau belajar melafalkan apel. Karena seringnya kita membaca dengan membayangkan apa yang kita pahami dari kata yang dibaca.
Jadi, urutan pembiasaan iterasi yang memberi hasil optimal adalah mendengar – berbicara/bercerita – membaca – menulis.
3. Mengurus Diri Sendiri
Kemampuan mengurus diri sendiri berhubungan kuat dengan kemandirian. Artinya tiap orang bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.
Standar mengurus diri sendiri untuk anak-anak tentu berbeda dengan anak remaja apa lagi orang dewasa. Namun secara harfiah tetap sama, yaitu kemampuan dasar yang harus bisa melakukannya tanpa bantuan siapa-siapa.
Di dalam buku KIA yang dibagikan oleh bidan atau dokter kandungan, saat seorang ibu memeriksakan kehamilannya, tercantum perkembangan kemampuan anak sesuai tingkat umur sampai usia 5 tahun. Tahapan perkembangan kemampuan anak-anak yang harus diperhatikan bisa dicek Di sini
Selain itu ada juga tabel kemandirian yang bisa menjadi tabel recheck untuk bunda sekalian
Silahkan dicek ya, Mom. Tabel di atas bisa menjadi dasar kita untuk menentukan target kemandirian anak-anak.
4. Berkomunikasi
Ada anak-anak yang bisa mengoceh dahulu, baru berjalan sebelum usia satu tahun, ada juga yang sebaliknya. Dan setiap anak punya waktu pencapaiannya sendiri-sendiri, tidak harus pada usia 12 bulan. Rata-rata anak akan mulai berbicara dan berjalan saat usia 2 tahun atau 24 bulan. Jadi jangan terlalu khawatir jika anak kita yang belum berumur 2 tahun, belum sempurna berjalan atau mengucap sepatah dua patah. Yang paling penting ayah bunda terus melakukan stimulasi untuk merangsang kemampuan ini. Jangan lupa konsultasikan pada para ahli, jika setelah 24 bulan anak belum memperlihatkan pertumbuhan dan perkembangan standar.
5. Melayani
Anak-anak biasanya senang jika mereka bisa membantu pekerjaan ayah bundanya. Jangan dilarang. Meskipun bantuan mereka mungkin akan membuat ruang tamu atau dapur anda malah tambah berantakan. Beri panduan saja mengenai apa yang sebaiknya mereka lakukan untuk membantu. Dengan senang hati pasti akan dilakukan.
6. Menghasilkan Makanan
Siapa yang berpendapat jika memasak makanan untuk keluarga, adalah tugas bunda? Mungkin ini pendapat yang dipengaruhi stereotipe, bahwa pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan perempuan. Padahal jika didasarkan pada kebutuhan akan makanan, tentu semua harus bisa menyiapkan makanan. Paling tidak untuk diri sendiri. Jadi, jangan takut untuk melatih anak-anak kita di usia belia untuk mulai belajar menyiapkan makanan sendiri.
Pelajaran bisa dimulai saat anak sudah bisa membedakan yang benar dan salah. yang bahaya dan tidak. Dan ini biasanya didapatkan saat anak menginjak usia balita. Anak balita biasanya sudah paham, bahwa pisau itu berbahaya, kecuali jika dipergunakan sesuai fungsinya. Air panas juga berbahaya, jadi harus hati-hati memperlakukannya. Nah, anak-anak dengan stimulasi pengasuhan yang benar, akan bisa memahami ini. Memang tanggung jawab orang tua yang harus melakukannya. Tentu saja, stimulasi dilakukan sesuai usia anak-anak. Jangan sampai, anak balita distimulasi dengan pisau daging yang bahkan lebih besar dari telapak tangannya. Berikan pengasuhan dengan peralatan yang sesuai dengan umur anak.
7. Perjalanan Mandiri
Banyak orang tua yang tidak tega melepas anaknya untuk pergi ke mana-mana sendiri (termasuk saya). Padahal over protecting seperti ini bukan saja merugikan bahkan bisa mematikan fitrah belajar anak. Anak bisa menjadi tidak pede. Tidak berani mencoba sesuatu yang baik bahkan pada akhirnya, orang tua sendiri yang harus repot karena tidak bembiarkan anak berkembang sesuai fitrah.
Tentu saja perjalanan mandiri ini tidak dilakukan saat anak balita. Tapi paling tidak, anak usia sekolah dasar sudah mulai diajarkan untuk pergi dan pulang sekolah sendiri. Jika rumah kita jauh dan harus ditempuh dengan angkutan umum, ajari anak rutenya sedikit demi sedikit dan titipkan anak pada supir atau kenek angkutan yang harus kita kenal baik, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Sewaktu-waktu lakukan perjalanan yang agak jauh dan biarkan anak yang memilih tujuan perjalanan, jenis angkutan yang bisa digunakan, membayar tarifnya bahkan termasuk memesan tiket perjalanannya. Agar anak juga paham apa saja yang perlu dilakukan, untuk melakukan suatu perjalanan.
8. Memakai Teknologi
Memang tidak bisa dipungkiri di zaman digital seperti ini, kita terpapar arus globalitas yang mungkin menakutkan. Namun, harus dipahami gadget bukan barang haram yang tidak boleh digunakan sama sekali. Ini yang harus diajarkan pada anak. Bahwa apa pun itu, bahkan teknologi sekalipun bisa punya 2 akibat, baik dan buruk. Tanggung jawab kita sendiri untuk memilih manfaat ketimbang mudarat dari penggunaan teknologi.
Game yang ada di gadget pun tidak semuanya berbahaya. Tinggal beri pemahaman pada anak-anak, batasan orang tua, supaya anak-anak bisa bertumbuh menjadi anak yang modern dan berteknologi dengan tetap memberi manfaat.
9. Transaksi Keuangan
Berapa banyak orang dewasa di zaman ini yang terus saja berkubang dalam lingkaran setan jerat keuangan? Dia bukan saja tidak bisa menghasilkan pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, bahkan yang lebih parah, berhutang untuk kebutuhan dasar tersebut.
Tentang transaksi keuangan ini, akan saya bahas dalam postingan tentang kecerdasan finansial. Namun, untuk langkah awal, ajarkan tentang perhitungan sederhana saat belanja. Biarkan anak memilih jumlah dan jenis barang yang bisa dibeli dengan jumlah uang tertentu. Ajari tentang pengeluaran baik dan pengeluaran buruk. Ajari pula tentang konsep harta – hutang – aset – investasi dan lain-lain tentang informasi keuangan. Tentu saja pengajaran terbaik jika diperoleh dari para ahli. Jadi, jika ayah bunda memang bukan pengelola keuangan yang baik, cari mentor untuk mendampingi anak mendapatkan pendidikan keuangan yang benar.
10. Bekerja
Anak-anak seiring pertumbuhannya tentu harus mencapai pemahaman bahwa manusia harus bekerja. Meskipun pada awalnya untuk memperoleh penghasilan, namun mereka pun harus paham bahwa bukan itu satu-satunya tujuan bekerja. Ayah bunda bisa memberikan gambaran beberapa pekerjaan yang dapat dipilih anak-anak. Tentu saja, pekerjaan terbaik adalah yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Sehingga anak-anak akan mudah, senang dan menikmati pekerjaan tersebut sekaligus mendapatkan penghasilan.
Sepuluh keterampilan dasar ini, tidak hanya untuk dilatihkan pada anak. Jika ayah bunda merasa belum menguasai salah satunya, jangan malu untuk berlatih bersama anak-anak ya. Jangan merasa rendah diri terhadap anak sendiri. Bisa jadi belajar bersama seperti ini akan memotivasi mereka dan ayah bunda tentunya, untuk benar-benar menguasai keterampilan dimaksud. Jadi, Have a Happy Learning ya. Dengan belajar secara bahagia, akan lebih mudah menguasai pelajarannya.
Referensi :
- https://rumahinspirasi.com/10-keterampilan-dasar-yang-penting-dipelajari-setiap-anak/
- https://www.komunikasipraktis.com/2017/04/pengertian-literasi-secara-bahasa-istilah.html?m=1
- Pengalaman pribadi membersamai anak
No Responses