Mungkin judul jurnal kali ini agak nggak nyambung dengan materinya. Sebab, materi yang disampaikan oleh Ibu Septi dan dijelaskan lebih lanjut bersama Mantika, adalah mendalami masalah dan membahasnya bersama tim.
Namun, begitulah. Justru itu tantangan yang saya hadapi di jurnal ketiga ini.
Tantangan yang Hampir Membuat Menyerah
Diawali dengan penambahan tugas sebagai tim vaksinasi covid-19 untuk remaja dan masyarakat umum, pada peran di ranah publik yang saya ambil, tentu akan membuat jadwal saya harus di-reschedule lagi. Sehingga lalu memaksa saya berusaha menyesuaikan diri dengan jadwal baru kembali.
Kemudian, perbedaan jam online antara tim yang saya bentuk, membuat rencana zoom tak mungkin diselenggarakan. Sebenarnya tidak akan masalah jika, saya melakukan brainstorming dalam bentuk lain.
Masalahnya, saya terlupa kalau saat hari kemerdekaan yang merupakan deadline setoran jurnal, bakal ada event yang diselenggarakan Kampus Ibu Pembaharu. Sementara sebagai mahasiswi Bunsal saya harus mengikuti minimal 2 event jika ingin lulus dengan baik.
Kebayang, kan, apa yang terjadi selanjutnya?
Yup. Saya merasa mabok jadwal. Bak bik buk berusaha menyelesaikan satu per satu challenge dan tugas, baik di Kelas Bunda Salihah maupun di ranah publik yang juga sedang berjalan. Bukan pekerjaan mudah. Karena bila saya kelelahan bisa jadi bahaya buat diri sendiri.
Sempat terpikir untuk menyerah. Tetapi, bertahun-tahun ditempa pembelajaran di Institut Ibu Profesional, membuat saya batal melakukannya. Selama ini, apapun tantangannya — bahkan yang memunculkan keterbatasan saya — selalu ada solusinya. Semua boleh, kecuali yang tidak boleh.
Sehingga, walaupun dengan tertatih-tatih, selesai juga proses membuat jurnal ketiga.
Memahami Masalah Kita
Sebenarnya saat jurnal pertama, sudah dibahas mengenai masalah ini. Tetapi, itu dari kacamata pribadi. Sekarang — di jurnal ketiga — karena sudah bersama tim, harus memahami masalah ini melalui kacamata tim.
Kali ini lah saya mendapat pelajaran berharga mengenai manajemen tim.
Awalnya, karena merasa sudah membuat kalimat penawaran yang jelas saat kampanye, saya pikir semua setuju dengan problem statment yang saya buat. Ternyata ini kesalahan pertama saya “Don’t Assume, Clear and Clarify“.
Asumsi bukanlah kenyataan. Itu hanya kesombongan Kita yang merasa tahu sesuatu dalam diri orang lain tanpa mengklarifikasinya dan membuatnya jelas.
Jadi, ketika brainstorming dalam rangka memahami problem statement ada pertanyaan yang membuat saya tercenung.
Problem statement saya — yang saya asumsikan juga menjadi problem statement tim adalah Optimalisasi Blog. Sehingga pertanyaan yang akan diajukan seharusnya seputar blog. Sehingga ketika ada pertanyaan “Kenapa harus blog?” saya menjadi tercenung.
Artinya, kami harus kembali berkumpul dan ngobrol bareng untuk menuntaskan problem statement ini. Supaya semua anggota tim satu pemahaman mengenai problem statement tim kami.
Untuk jelasnya, ini lah semua pertanyaan yang kami ajukan lewat diswhap
Langkah Selanjutnya yang Harus Dilakukan
Lalu, apa yang selanjutnya harus dilakukan?
Sesuai arahan, setelah brainstorming seharusnya kami mendalami lagi problem statemen tadi dengan narasumber atau sumber informasi yang valid dan bisa dipercaya.
Namun, karena ternyata problem statement tim kami belum jelas, kami belum bisa menuju ke sana.
Kemudian, apa yang harus dilakukan? Menyerah karena sudah melakukan kesalahan? No way!
Di Ibu Profesional kami dibolehkan membuat kesalahan. Bahkan boleh merayakannya, asalkan bisa mengambil pelajaran dari kesalahan tadi
Jelas, kejadian ini merupakan kesalahan selaku leader jadi, setelah jurnal ini selesai, saya akan mengurai kembali bahasan awal problem statement, sebelum terlalu jauh melakukan kesalahan. Tugas adalah tugas, seperti apapun hasilnya, jurnal tetap harus dikerjakan sesuai kondisi realnya.
Menguatkan Komitmen Belajar
Sejatinya, Kita memang belajar lebih banyak dari kesalahan. Sebab di balik kesalahan yang telah dilakukan, kita bisa menemukan banyak hal. Keputusan salah yang telah diambil, penyebab kesalahan, kondisi apa yang menyebabkan kesalahan tadi terjadi, dan masih banyak lagi.
Dari kesalahan yang terjadi di tahap ini, memberi beberapa pelajaran buat saya:
- Don’t Assume, Clear and Clarify
- Perlu selalu menyusun rencana untuk setiap tahap pembelajaran
- Karena sebagai ASN memang sering terjadi penambahan tugas, saya perlu mengantisipasi perubahan tugas dan tanggung jawab.
- Terus menguatkan komitmen untuk belajar dan bertahan tidak terjebak dalam badai informasi dan kegiatan.
Jadi, poin dari jurnal kali ini adalah, tetap semangat menempuh pembelajaran. Sebab, sejatinya pembelajaran memang hanya selesai ketika misi hidup sudah rampung ditunaikan.
#materi3
#memahamimasalahbersamatim
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia
#ibuprofesionaluntukindonesia
Tags:
No Responses